Tak Sekadar Cinta, Melestarikan Batik Juga dengan Membatik

Rabu 02 Oct 2024 - 21:08 WIB
Oleh: Desi Purnamawati

Batik sudah umum dikenakan sehari-hari saat ini oleh berbagai kalangan meskipun dulu batik awalnya hanya digunakan di dalam keraton oleh raja dan keluarganya.

Seiring perkembangan zaman, batik kemudian mulai diproduksi oleh masyarakat umum dan menjadi populer sebagai pakaian.

Laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menyebut batik mulai dikembangkan pada masa kerajaan Mataram. Kemudian berlanjut di masa kerajaan Solo dan Yogyakarta hingga saat ini. Corak dan ragamnya juga terus berkembang.

Saat ini batik tidak hanya digunakan pada acara tertentu saja seperti acara resmi atau formal. Batik kini tidak jarang juga  dikenakan sehari-hari dengan model yang beragam dan lebih kekinian.

BACA JUGA:Hari Kesaktian Pancasila Momen Refleksi Ketahanan Bangsa

Apalagi sejak ditetapkannya Hari Batik Nasional yang dirayakan setiap 2 Oktober. Batik semakin banyak digunakan masyarakat, bukan hanya orang tua tapi  juga kalangan muda.

Batik telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada 2009, sehingga semakin dikenal luas bukan hanya di Nusantara tapi juga dunia sebagai kekayaan budaya Indonesia.

Karena itu, kita patut bangga dan cinta dengan batik sebagai karya budaya leluhur bangsa Indonesia.

Sebagai wujud kecintaannya, seniman yang juga kolektor batik, Dave Tjoa belajar membuat batik hingga hasilnya ia pamerkan dalam sebuah pameran batik bertajuk Kukila Khatulistiwa akhir Agustus lalu.

Koleksi batik yang dipamerkan berjudul oriental yang merupakan perpaduan batik Jawa dengan Tionghoa yang juga akar leluhur Dave.

BACA JUGA:Menjaga Wibawa Sarjana Sebagai Penentu Kemajuan Bangsa

Berawal cinta pada motif batik, Dave sudah tidak asing dengan kain tradisional itu karena sudah menjadi pakaian sehari-hari eyang buyutnya atau leluhurnya.

Dari cinta, kemudian mulai mempelajari motif, filosofinya sampai berburu batik. Selama 24 tahun dia telah mengumpulkan ratusan koleksi batik.

Batik Tiga Negeri

Sebagai keturunan Tionghoa, sejak awal pria berusia 46 tahun itu sudah menyukai kain-kain Indonesia seperti songket termasuk batik. Lalu, dia belajar membatik sekaligus belajar tentang makna batik itu sendiri.

Kategori :