BELITONGEKSPRES.COM - Mega El Nino, fenomena cuaca ekstrem yang kini tengah menjadi perhatian dan topik hangat para ilmuwan.
Sebab, Mega El Nino dianggap memiliki potensi bencana yang bisa menyamai Great Dying—masa kelam dalam sejarah bumi ketika hampir semua spesies punah secara massal.
Menurut ahli, bencana serupa bisa saja terjadi lagi dengan fenomena cuaca ekstrem ini. Seperti diungkap para ahli geologi internasional yang dipimpin oleh Yadong Sun dari Universitas Geosains Tiongkok.
Para ahli geologi baru-baru ini membuat simulasi untuk membandingkan efek Mega El Nino dengan bencana yang terjadi 250 juta tahun lalu. Saat itu, letusan gunung berapi besar di Siberia menyebabkan kepunahan massal di darat dan laut.
BACA JUGA:Fitur Kamera Geser Ala iPhone 16 Tidak Tersedia di Realme GT 7 Pro
BACA JUGA:5 Fitur Tersembunyi di Google Maps Wajib Kamu Coba untuk Navigasi Lebih Praktis!
Dalam studi terbaru, peneliti menganalisis bagaimana perubahan suhu permukaan laut dan kondisi atmosfer saat ini dapat mencerminkan pola serupa dengan periode tersebut.
Mereka menemukan bahwa suhu permukaan Samudra Pasifik yang tinggi mengirimkan udara hangat dan lembap ke arah timur menuju Amerika Selatan, sementara hawa kering bergerak ke arah barat, menyebabkan kekeringan di Australia dan Indonesia.
Menurut laporan dari Science Alert yang dilansir Minggu 15 September 2024, menunjukkan bahwa meskipun El Nino hanya berlangsung satu atau dua tahun. Perubahan besar dalam pola cuaca dapat membuat Mega El Nino menjadi lebih intens dan berdampak jangka panjang.
"Perubahan yang mirip dengan akhir periode Permian, saat terjadi Great Dying, bisa memicu Mega El Nino yang lebih parah dan lebih lama," kata para ahli.
BACA JUGA:Perbandingan Seru Huawei Mate XT vs Samsung Galaxy Z Fold 6, Siapa yang Unggul?
BACA JUGA:Gunung Bawah Laut Raksasa Ditemukan di Chile: Keajaiban Baru Samudra Pasifik!
Saat ini, dengan cuaca yang semakin tidak menentu, sering terjadi banjir dan kekeringan di berbagai belahan dunia. Temuan ini mengingatkan kita bahwa batas toleransi bumi terhadap perubahan ekstrem juga ada.
"Temuan ini memberikan perspektif baru tentang krisis iklim modern, di mana fenomena El Nino menjadi lebih kuat dan lebih sering, yang dapat berdampak pada ekosistem global," tutup laporan tersebut.