BELITONGEKSPRES.COM - Tim Dayung Jelajah Nusantara (DJN) sukses menaklukkan Pulau Belitung dengan kayak laut setelah menempuh perjalanan 450 kilometer selama 28 hari.
Ekspedisi yang bertajuk "Belitong Sea Kayak Expedition 2024" ini dimulai di Tanjung Kelayang dan mengelilingi pulau yang terkenal dengan pesonanya.
Yoppi Saragih, Ketua Ekspedisi merasa bangga atas pencapaian timnya. “Alhamdulillah, ekspedisi ini berhasil kami selesaikan. Belitung menawarkan pengalaman yang luar biasa," ujar Yoppi di Pantai Tanjung Kelayang, Sabtu, 14 September 2024.
Dayung Jelajah Nusantara ini bukan ekspedisi sembarangan. Tahun sebelumnya, tim yang sama telah berhasil mengelilingi Pulau Flores di Nusa Tenggara Timur dengan jarak 1.059 kilometer dalam waktu 55 hari. Kali ini, mereka menjelajahi pesisir Belitung yang lebih singkat, tapi penuh tantangan.
BACA JUGA:Komsos Danramil Tanjungpandan Dorong Warga Berwirausaha di Musim Kemarau
BACA JUGA:Kesbangpol Belitung Ajak Masyarakat Jaga Kondusifitas Jelang Pilkada 2024
Menurut Yoppi, ekspedisi ini tak hanya bertujuan menaklukkan alam, tetapi juga membawa misi mempromosikan keindahan Belitung dan memperkenalkan olahraga kayak laut kepada generasi muda Indonesia.
Tidak hanya mendayung, tim ini juga melakukan aksi nyata dengan menanam terumbu karang di perairan Belitung, sebuah kontribusi kecil namun berdampak besar bagi lingkungan.
Sementara itu, Priyo Utomo Laksono, Ketua Harian DJN DJN Wanadri Belitong Sea Kayak Expeditionm menjelaskan bahwa perjalanan kali ini penuh tantangan.
Salah satu tantangan yang dihadapi tim saat menyusuri pesisir Pulau Belitung adalah angin kencang dari arah timur dan tenggara.
BACA JUGA:Kasus Pencabulan di Belitung, Brigadir AK Sudah Dikirim ke Lapas Tanjungpandan
BACA JUGA:Kecelakaan Maut di Belitung, Bocah Tewas Usai Tertabrak dan Terlindas Mobil
Menurut Priyo, angin kencang dari arah tenggara dan timur membuat perjalanan lebih lambat dibandingkan ekspedisi di Flores.
Jika di Flores mereka bisa menempuh 30 kilometer per hari, di Pulau Belitung mereka hanya bisa menempuh sekitar 16 kilometer per hari.
“Meskipun rute di Belitung lebih pendek, angin yang cukup kencang membuat perjalanan terasa lebih berat,” ungkap Priyo seperti dilansir dari Antara Babel.
Ekspedisi ini menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki banyak potensi alam yang menantang dan memukau, yang bisa dinikmati sekaligus dijaga kelestariannya.