3 Alasan Kenapa iPhone 16 Gak Worth It untuk Dibeli di 2024

Kamis 12 Sep 2024 - 19:50 WIB
Reporter : Yudiansyah
Editor : Yudiansyah

Menurut Ben Wood, kepala analis di perusahaan riset pasar CCS Insight, penjualan ponsel baru telah mengalami penurunan yang signifikan dalam sepuluh tahun terakhir.

Penjualan smartphone sendiri belakangan ini juga menurun drastis. Menurut data dari CCS Insight, warga Inggris misalnya, hanya membeli 13,4 juta perangkat baru tahun lalu, jauh menurun dari angka 30 juta pada tahun 2013. 

BACA JUGA:Bocoran Spesifikasi Kamera iPhone 16: Peningkatan Apeture hingga Format Foto JPEG-XL

BACA JUGA:Terinspirasi dari iPhone, Ini Bocoran Spesifikasi Nokia X700 Pro 2024

Banyak orang sekarang berharap smartphone yang mereka beli bisa awet hingga lima tahun, jadi gak ada urgensi untuk sering-sering ganti.

2. Fitur yang Gak Jauh Beda

Setiap tahun, kita mungkin berharap iPhone terbaru akan hadir dengan inovasi besar-besaran. Tapi sayangnya, iPhone 16 kali ini gak banyak berubah dibandingkan pendahulunya. 

Perubahan yang dihadirkan terkesan minor, seperti layar yang sedikit lebih besar, kamera yang sedikit lebih baik, atau daya tahan baterai yang lebih panjang.

Ini sangat berbeda dengan era 1990-an hingga 2007, di mana teknologi ponsel berkembang pesat dan membawa banyak pembaruan signifikan dari tahun ke tahun. 

BACA JUGA:iPhone 17 Series Dirumorkan Bawa Perubahan pada Resolusi Kamera Depan

BACA JUGA:Apple Akan Luncurkan Iphone Lipat Pertama pada 2026

Sekarang, upgrade yang ditawarkan Apple terasa lebih seperti "sekadar ada," bukan sesuatu yang benar-benar memukau.

3. Apple Intelligence Belum Siap Bersaing

Di tengah persaingan sengit dalam teknologi AI, Apple merilis Apple Intelligence sebagai fitur andalan iPhone 16. Tapi sayangnya, fitur ini belum cukup untuk membuat gebrakan besar di pasar. 

Google sudah punya Gemini, Samsung dengan Galaxy AI-nya, sementara Apple masih dalam tahap awal dengan Apple Intelligence.

Belum lagi, pengguna di Eropa bahkan belum bisa menikmati AI terintegrasi ini karena Apple khawatir melanggar regulasi Uni Eropa terkait Digital Markets Act. 

Kategori :