BELITONGEKSPRES.COM - PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II kini resmi melebur menjadi satu entitas baru dengan nama PT Angkasa Pura Indonesia.
Momen penting ini turut disaksikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi.
Menteri Budi Karya menyatakan bahwa penggabungan ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor penerbangan nasional.
"Menyatukan dua perusahaan besar yang telah nyaman dalam zona operasional mereka bukanlah hal yang mudah.
BACA JUGA:2 Perusahaan Mesir Tertarik Impor Kayu Gaharu dari Indonesia
Namun, dengan penggabungan ini, kita berharap dapat memberikan dampak positif serta meningkatkan daya saing bandara di Indonesia," ujar Budi saat peresmian PT Angkasa Pura Indonesia di Jakarta pada hari Senin.
Direktur Utama InJourney, Dony Oskaria, menegaskan bahwa penggabungan ini telah mengukuhkan Indonesia sebagai operator bandara terbesar kelima di dunia.
Proses merger yang berlangsung selama sekitar sembilan bulan ini berhasil diselesaikan tanpa mengganggu operasional kedua perusahaan.
"Alhamdulillah, semua proses telah rampung, termasuk penyelesaian 6-9 aturan agar sesuai dengan regulasi yang berlaku. Hari ini, Indonesia secara resmi menjadi operator bandara terbesar kelima di dunia," jelas Dony.
Dalam hal operasional, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney kini memimpin 160 subsistem yang telah tergabung dalam jaringan InJourney Airports.
BACA JUGA:Arab Saudi Impor Gaharu Terbesar Dari Indonesia, Harganya Ribuan Dolar Per Kg
BACA JUGA:BNI Masuk Daftar Fortune 100: Bukti Kekuatan dan Komitmen dalam Sektor Perbankan
Subsistem ini dibagi menjadi tiga kategori utama, terminal, sisi udara, dan sistem enterprise. Ketiga aspek ini akan menjadi acuan dalam pengelolaan bandara di masa depan.
Dari sisi komersial, bandara akan fokus pada transformasi untuk meningkatkan pendapatan non-aero atau pendapatan di luar sektor penerbangan.