Melihat Transisi Energi di China Bagian Timur

Senin 02 Sep 2024 - 21:46 WIB
Oleh: Desca Lidya Natalia

Implementasi energi baru

Bagaimana pelaksanaannya di daerah? Sejumlah provinsi membuat strategi masing-masing untuk mengikuti peta jalan transisi energi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat.

Salah satunya di Yancheng, Provinsi Jiangsu, yang ada di China sebelah timur dan berbatasan dengan Laut Kuning.

Terdapat dua distrik (setingkat kecamatan) yang menyediakan kawasan industri khusus nir-emisi karbon yaitu "Dafeng Port Zero-Carbon Industrial Park" dan "Binhai Port Zero-Carbon Industrial Park", keduanya didukung dengan kehadiran "Jiangsu Yining Energy Science and Innovation Industrial Park".

Apa yang dimaksud dengan kawasan industri nirkarbon? Artinya industri di kawasan itu menggunakan listrik dari sumber energi baru dan pada saat yang sama aktivitas industri didukung dengan teknologi bersih, pengolahan karbon, penyimpanan dan pertukaran energi sehingga jumlah total emisi karbon dioksida (CO2) secara langsung atau tidak langsung dari proses tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) dapat mencapai "nol unsur CO2".

BACA JUGA:Ikhtiar Menanggulangi Mpox

Salah satu bentuk energi baru yang digunakan adalah "energi dingin" yang memanfaatkan "China National Offshore Oil Corporation (CNOOC) Yancheng Green Energy Port" yaitu pangkalan tangki gas alam cair (LNG) di Binhai dengan enam tangki berkapasitas masing-masing 270 ribu meter kubik dan empat tangki berkapasitas 220 ribu meter kubik gas alam.

Total kapasitas penyimpanan LNG yang sudah diolah di pangkalan itu adalah 8,5 miliar meter kubik dan menjadi pangkalan LNG terbesar di China. Kawasan industri dan pangkalan LNG yang menghadap ke Laut Kuning itu pun pun saling berdekatan.

Dalam pengolahan gas alam mentah menjadi LNG di pangkalan itu, akan dihasilkan "energi dingin" yang disebut "exergy". Energi dingin LNG dapat ditangkap dan dikonversi menjadi energi lain saat proses regasifikasi, yaitu perubahan dari fase cair menjadi fase gas dan saat ekspansi volume.

Energi dingin itu pun bisa dimanfaatkan untuk pengolahan limbah, pembuatan nitrogen cair, pembangkit listrik, hingga cold storage untuk ikan dan daging.

BACA JUGA:Inovasi Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan

Belum banyak negara yang memanfaatkan energi dingin LNG. Dari 12 negara pengimpor utama LNG dunia (Jepang, Thailand, Singapura, Taiwan, China, India, Korea, Inggris, Spanyol, Italia, Belgia, Prancis), hanya Jepang (60 persen) dan China (10 persen) yang memanfaatkan energi dingin dari LNG tersebut.

Di Yancheng, dengan menghitung 1 meter kubik gas alam menghasilkan 5 kw/jam listrik, 8,5 miliar meter kubik gas alam mentah yang diolah menjadi 6 juta ton LNG atau dapat menghasilkan sekitar 42,5 miliar kw/jam listrik sehingga mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 37,64 juta ton, dan mengurangi emisi nitrogen oksida sebesar 668.000 ton atau setara dengan menanam 80 juta pohon.

Pada saat yang sama, energi dingin yang dihasilkan dari proses pengolahan gas alam mentah menjadi energi dapat dipasok ke pabrik makanan kering beku, logistik rantai dingin, permainan es dan salju serta lainnya.

CNOOC Yancheng "Green Energy Port" pertama melakukan bongkar muat kapal gas alam pada 26 September 2022 dan pada 16 Desember 2022 pertama kali memasok listrik dari "energi dingin" melalui jaringan pipa ke wilayah China bagian timur.

BACA JUGA:Mewujudkan Indonesia Layak Anak Lewat Pemberian Nutrisi Adekuat

Kategori :