Indonesia Siap Alihkan CPO untuk Kebutuhan Domestik Jika Uni Eropa Batasi Ekspor

Kamis 29 Aug 2024 - 21:33 WIB
Reporter : Erry Frayudi
Editor : Erry Frayudi

BELITONGEKSPRES.COM - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menegaskan bahwa Indonesia siap mengalihkan penggunaan komoditas kelapa sawit (CPO) untuk kebutuhan dalam negeri jika Uni Eropa menolak ekspor dari Indonesia. 

Hal ini merespons kebijakan Uni Eropa terkait regulasi deforestasi (EUDR) yang berpotensi membatasi ekspor beberapa komoditas dari Indonesia.

"Kita tidak perlu khawatir. Presiden terpilih, Pak Prabowo, sudah merencanakan peningkatan penggunaan biodiesel dari B20 menjadi B35, kemudian B40, dan seterusnya hingga B60. Jadi, jika Eropa berhenti membeli, kita akan mengucapkan terima kasih," ujar Zulkifli di Jakarta, Kamis.

Ia menambahkan, Indonesia akan memerlukan pasokan CPO yang lebih besar untuk produksi biodiesel dan bahan bakar alternatif lainnya, termasuk bioavtur yang akan digunakan untuk industri penerbangan.

BACA JUGA:Kecanduan Judi Online Berbuah Petaka, Jaksa Gadungan Berinisial CAN Ditangkap Kejagung

BACA JUGA:Hasil Operasi Jagratara 2024, 1.293 Orang Asing Diperiksa dan 185 Proses Hukum

"Kita akan segera berinvestasi dalam pengembangan avtur berbasis bio. Jadi, kita justru akan membutuhkan lebih banyak CPO," jelasnya.

Staf Ahli Menteri Bidang Perdagangan Internasional, Bara Krishna Hasibuan, menegaskan bahwa ke depan, prioritas utama penggunaan CPO akan diarahkan untuk pasar domestik, terutama dalam pengembangan biodiesel. Meskipun begitu, ekspor CPO akan tetap dilakukan, meskipun dengan jumlah yang mungkin berkurang.

"Prioritas utama adalah pasar dalam negeri untuk pengembangan biodiesel. Namun, ekspor tetap akan dilakukan," kata Bara.

Ia juga menekankan bahwa permintaan global terhadap CPO masih tinggi, dan Indonesia, sebagai produsen CPO terbesar dunia, akan tetap berpartisipasi di pasar internasional meski fokus utama beralih ke kebutuhan dalam negeri.

BACA JUGA:Fasilitasi Aktifitas Judi Online dan Pornografi, Telegram Terancam Disanksi Oleh Kemenkominfo

BACA JUGA:Setelah Gagal Maju di Politik, Marshel Widianto Siap Terima Job Lagi di Dunia Hiburan

Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menekankan pentingnya peningkatan produktivitas tanaman sawit guna mendukung program biodiesel B50. 

Dalam kunjungannya ke Pasar Minggu, Jakarta, Sudaryono menyoroti perlunya pemilihan bibit sawit unggul dan penerapan teknik perawatan yang tepat untuk mencapai target ini.

Menurut Sudaryono, potensi pengembangan biodiesel B50 sangat besar di Indonesia, mengingat sekitar 60 persen CPO global diproduksi di negara ini. Meski demikian, ia menyadari adanya tantangan dari penolakan beberapa negara Eropa.

Kategori :