JAKARTA - Perkembangan teknologi dan informasi saat ini bukan hanya masuk ke ruang publik saja, melainkan sudah merambah ke ruang-ruang privat di hampir seluruh penjuru dunia.
Dunia terus berubah dan tidak berhenti untuk berubah. Perubahan tidak bisa dihentikan karena kodrat Allah.
Dalam kondisi perubahan ini, hanya ada dua pilihan, yakni menjadi pemain dalam perubahan itu atau menjadi penonton atau objek perubahan. Tatkala menjadi pemain peluangnya bisa menang, kalah, atau imbang. Namun ketika menjadi penonton alias objek perubahan, peluang yang ada adalah menjadi korban perubahan.
Hadirnya teknologi ini bagi kehidupan ini, termasuk dunia pendidikan, membawa keuntungan dan kerugian. Ada dua hal yang penting untuk diperbincangkan terkait dengan hadirnya teknologi dan informasi ini dalam dunia pendidikan yang lebih dikenal dengan istilah cyber learning, e-learning, digital learning, online learning (pembelajaran maya), dan berbagai istilah semacamnya.
Pembelajaran maya merupakan kegiatan belajar yang menggunakan media teknologi dan informasi sebagai sarananya, khususnya internet.
BACA JUGA:Pentingnya Pemahaman Tentang Kewajiban dan Hak Bagi Peserta Didik
BACA JUGA:Tips Menumbuhkan Semangat Kerja Sama Peserta Didik di sekolah
Kehadiran pembelajaran maya ini memberikan ruang perbincangan banyak hal. Setidaknya ada dua bahan perbincangan yang penting untuk didiskusikan, yakni terkait kemudahannya serta EMA (etika, moral, dan agama).
Perihal kemudahan pembelajaran maya ini bersisi lain berupa sisi ketergantungan kepada teknologi, sedangkan perihal etika ini bersisi lain berupa keburukan.
Kemudahan dan ketergantungan
Ulama yang juga ahli tafsir Al Quran K.H. Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha dalam sebuah pengajian mengatakan bahwa hidup itu mencari sebanyak mungkin agar tidak tergantung pada banyak hal.
Menurut Gus Baha, orang yang banyak kebutuhan itu sebetulnya banyak kebodohannya karena menggantungkan kebahagiaannya dengan banyak hal. Mengapa demikian? Karena nafsu itu tidak ada batasnya, jika ingin memenuhi semuanya maka tidak akan selesai.
Lalu, apakah pembelajaran maya ini menjadikan belajar lebih mudah atau membuat orang tergantung.
Dalam masalah ini ada sudut pandang yang penting diperhatikan. Kemudahan dan ketergantungan itu menyangkut kepada penyediaan bagaimana sarana pembelajaran maya itu dilakukan.
Apakah sarana itu disediakan secara internal oleh kemampuan sendiri atau secara eksternal dengan menggantungkan kepada fasilitas atau layanan eksternal?