Para pendukung Trump menganggap Presiden ke-45 AS itu memiliki kepemimpinan yang kuat dan mereka memuji sejumlah kebijakan ekonomi yang diusungnya.
Namun bagi kalangan pengkritik, banyak pernyataan dan kebijakan Trump dianggap berbahaya dan memecah belah masyarakat.
BACA JUGA:Strategi Meningkatkan Kecakapan Numerasi Siswa di Setiap Mata Pelajaran
BACA JUGA:10 Tanda Lemahnya Iman
Trump diperkirakan akan kembali menekankan kebijakan "Amerika First" (Amerika yang Terpenting), imigrasi, keamanan perbatasan, serta klaimnya soal kecurangan Pilpres 2020.
Rangkaian kampanye maupun debat kandidat presiden diperkirakan akan menyentuh isu-isu klasik AS, seperti ekonomi dan inflasi, serta imigrasi.
Isu lainnya yang diperkirakan akan mengemuka antara lain hak aborsi, pengendalian kepemilikan senjata, dan kebijakan luar negeri --terutama bantuan AS untuk Ukraina dalam perang yang masih berlangsung antara negara itu dengan Rusia.
Mantan presiden Amerika Serikat, Donald Trump (tengah), mengepalkan tangannya sesaat sebelum berangkat dari Trump Tower untuk menghadiri sidang dakwaan terhadap dirinya di Pengadilan Kejahatan Manhataan di New York, Amerika Serikat pada Selasa (4/4/2023). (ANTARA/Xinhua)
Kasus 2023
Jika Biden dan Trump terus maju dalam pencalonan sebagai presiden AS, berbagai perkembangan terakhir tentu bisa memengaruhi suara dalam pencalonan, termasuk akibat kemungkinan kasus ataupun skandal. Trump, juga Biden, sepanjang 2023 tidak luput dari kontroversi.
Minimal ada tiga kasus utama yang terkait dengan Trump sepanjang 2023, yakni serangan 6 Januari 2021 di Capitol, uang tutup mulut untuk Stormy Daniels, serta kelalaian penanganan dokumen rahasia dari Gedung Putih.
Trump pada Agustus didakwa pengadilan federal atas tuduhan berperan dalam serangan 6 Januari ke Capitol, gedung Kongres AS. Kasus yang hingga kini masih bergulir itu, dianggap sebagai ancaman terbesar bidang hukum yang dihadapi Trump sejauh ini.
Pada April, dia dihubungkan dalam kasus hukum terkait uang tutup mulut bagi Stormy Daniels --yang diberikan dalam upaya menghentikan perempuan pemeran film dewasa itu mengungkapkan "affair" dirinya dengan Trump pada 2006. Tuduhan skandal itu sendiri dibantah oleh Trump.
Soal dokumen rahasia, FBI (badan investigasi federal AS) pada Agustus tahun lalu menggerebek kediaman megah milik Trump, Mar-a-Lago, untuk menyita dokumen-dokumen rahasia.
Terkait dengan penyitaan itu, Trump pada Juni tahun ini didakwa menyimpan secara terlarang informasi soal keamanan nasional serta menghalangi penyelidikan terkait dokumen-dokumen rahasia yang diduga diambilnya dari Gedung Putih setelah masa jabatannya sebagai presiden selesai.
Trump menolak tuduhan itu. Tidak hanya pada Trump, kasus dokumen rahasia juga menimpa Biden.