Kembali kepada orang-orang yang telah memberi fasilitas kepada orang lain untuk berhaji dan menyentuh Ka'bah. Orang-orang tersebut telah naik haji sebelum berhaji.
BACA JUGA:Tantangan Pendidik di Era Kurikulum Merdeka dalam Mengelola Kelas yang Inklusif dan Beragam
Mereka telah menyentuh Ka'bah tanpa memegang dinding Ka'bah. Mereka telah mabrur sebelum berhaji. Mereka telah menemukan Tuhan dalam hatinya. Mereka selalu berdzikir dalam setiap embusan napas yang mengalir dan berputar setiap detik mengitari (tawaf) qalbunya.
Sepulang berhaji, tawaf yang hakiki adalah berdzikir dan berdoa pada Allah di setiap denyutan napas.
Di setiap denyutan itu udara mengalir mengisi dan keluar dari paru-paru. Udara yang mengandung oksigen juga terlarut dalam darah manusia yang berputar melewati pembuluh darah.
Demikian pula saat tawaf di depan Ka'bah, setiap orang yang telah menyelesaikan tujuh putaran, harus pergi menunaikan tugas-tugas berikutnya.
Para haji yang telah kembali ke Tanah Air masing-masing terus bertawaf di dalam hati seraya menunaikan tugas masing-masing.
Para haji mabrur bertugas di bidangnya masing-masing sambil berdzikir di setiap embusan napasnya. Dengan demikian tawaf secara fisik memang mengitari Ka'bah dan tawaf secara substansi di dalam hati. (ant)
*) Destika Cahyana
Anggota Majelis Amanah DPP GEMA Mathla'ul Anwar; PPIH Arab Saudi 2024