BELITONGEKSPRES.COM - Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Bangka mengingatkan semua nelayan yang sedang menangkap ikan untuk waspada terhadap kondisi cuaca buruk.
Ketua HNSI Kabupaten Bangka, Ridwan, menyampaikan peringatan cuaca ekstrem ini terkait potensi gelombang pasang dan angin kencang yang sering terjadi pada musim ini.
"Saya mengingatkan nelayan untuk selalu waspada terhadap cuaca buruk, seperti potensi gelombang tinggi yang sering disertai angin kencang," Ridwan di Sungailiat, Selasa 25 Juni 2024.
Menurutnya, pengalaman dari tahun-tahun sebelumnya menunjukkan bahwa gelombang tinggi sering terjadi dari Juni hingga Agustus, bahkan hingga September.
BACA JUGA:Misteri 14 'Hantu' Korupsi Timah Senilai 300 Triliun, Menguap Ditelan Waktu?
BACA JUGA:Penambang Ilegal Disambangi, Ditpolairud Polda Babel Beri Peringatan Terakhir
Ridwan menjelaskan bahwa pola angin di wilayah Indonesia bagian utara cenderung bertiup dari tenggara ke barat daya dengan kecepatan antara 4 hingga 20 knot.
Sementara di wilayah selatan, angin umumnya bergerak dari timur ke tenggara dengan kecepatan antara 8 hingga 25 knot.
Dia juga menyampaikan bahwa kecepatan angin tertinggi terpantau di sekitar perairan selatan Banten hingga Jawa Tengah dan Samudra Hindia selatan Jawa.
Untuk menghadapi kondisi cuaca buruk ini, Ridwan menginformasikan bahwa HNSI telah menyiapkan layanan laporan di perairan serta tim rescue melalui nomor seluler.
BACA JUGA:Hampir 100% Penduduk Babel Terdaftar di Program JKN-KIS
BACA JUGA:IPH Babel Meraih Peringkat Terendah Kedua Nasional
"Kami juga siap memberikan bantuan segera kepada nelayan yang mengalami kecelakaan saat melaut," kata Ketua HNSI Kabupaten Bangka.
Lebih lanjut, Ridwan menegaskan bahwa HNSI bekerja sama dengan Direktorat Polair Polda Babel dan Polair Polres Bangka untuk mengantisipasi dan menanggulangi berbagai masalah keamanan yang mungkin terjadi di perairan.
"Kami sangat menekankan pentingnya keselamatan kerja dengan penggunaan alat keselamatan yang lengkap serta koordinasi yang baik antar-nelayan saat melaut," tutup Ridwan. (ant)