YOGYAKARTA, BELITONGEKSPRES.COM - Ikatan Keluarga Pelajar Belitong (IKPB) menyelenggarakan acara diskusi dengan tema "Mencari Pemimpin Ideal untuk Bangka Belitung". Acara ini digelar pada Jumat, 24 Mei 2024, di Kumpeni Indonesia Caffee, Kauman, Yogyakarta.
Pada acara tersebut, IKPB mengundang dua pimpinan DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), namun hanya Wakil Ketua DPRD Beliadi yang hadir. Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa dan masyarakat dari Pulau Bangka dan Pulau Belitung.
Memulai diskusi dengan mahasiswa, Beliadi menyampaikan berbagai persoalan yang terjadi di Bangka Belitung, khususnya di Kawasan Pulau Belitong yang mencakup Kabupaten Belitung dan Belitung Timur (Beltim).
Salah satu isu yang diangkat adalah kasus mega korupsi timah yang merugikan negara hampir 271 triliun rupiah. Menurut Beliadi, masalah ini memiliki dampak multi-sektor dan multi-level yang serius. "Peran mahasiswa dalam mengedukasi dan mengawal kasus ini sangat dibutuhkan," ujar Beliadi.
Selain itu, Beliadi juga membahas kondisi kepemimpinan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung serta beberapa kabupaten. Dia menekankan pola pikir dan perilaku birokrat dan pejabat eksekutif yang seharusnya menjadi pemicu bagi masyarakat.
BACA JUGA:Orang Tua dan Pelatih Dukung Persiapan Benzen di PON 2024, Jalani Pemusatan Latihan di Situbondo
BACA JUGA:Turnamen Sepak Bola Mini se-Belitong, SDN Manggar Masuk Final
Terutama mahasiswa, untuk berperan aktif sebagai agen perubahan dalam mengawal pemerintahan agar berjalan dengan baik. Mahasiswa Belitung di Yogyakarta menunjukkan antusiasme tinggi dengan mengajukan berbagai pertanyaan dan mengungkapkan keluh kesah mereka.
Isu-isu yang diangkat antara lain persoalan kesehatan, pendidikan, kebijakan pemerintah, dan sikap berlebihan dari pemimpin daerah di Bangka Belitung dalam bertahan dari kritik.
Salah satu penanya, Muhammad Makmur, mengungkapkan banyak teman-temannya yang lulusan kesehatan di Kabupaten Beltim masih menganggur, sementara kebutuhan tenaga medis di daerah tersebut, khususnya di daerah kepulauan dan pelosok, masih tinggi.
"Sangat aneh dan tidak seimbang antara kebutuhan dengan ketersediaan tenaga kesehatan," kata Muhammad Makmur dalam acara diskusi tersebut.
Peserta diskusi lainnya, alumni Forum Anak Belitung Timur Helena, juga menyampaikan berbagai hal yang harus menjadi perhatian. Ia menyampaikan usulan dari forum anak terkait persoalan anak di Belitung Timur.
BACA JUGA:Perusahaan di Belitung Gunakan BBM Ilegal? Diduga Disuplai Oknum Aparat
BACA JUGA:Pemkab Belitung Raih Opini WTP ke-4 BPK RI, Atas LKPD Tahun 2023
Diskusi ringan tersebut dipenuhi dengan pertanyaan dan kritik dari peserta yang meramaikan suasana. Menanggapi hal itu, Beliadi kemudian menegaskan bahwa inisiatif semacam ini perlu ditingkatkan dan dilanjutkan.