BELITONGEKSPRES.COM - Kandungan bromat dalam Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang terbentuk selama proses disinfeksi bisa membahayakan kesehatan masyarakat dengan meningkatkan risiko terkena gangguan ginjal dan bahkan kanker.
Menurut Profesor Andri Cahyo Kumoro, ahli pemrosesan pangan dari Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro (UNDIP), AMDK memang menjadi pilihan yang populer dan lebih praktis daripada air keran bagi kebanyakan orang.
Namun, meski demikian, keberadaan bromat dalam AMDK bisa menjadi masalah serius karena senyawa tersebut memiliki sifat karsinogenik dan toksik yang dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti kanker serta gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, diare, dan sakit perut.
Profesor Andri menjelaskan, orang yang terpapar bromat dalam jumlah tinggi juga berisiko mengalami gangguan ginjal, gangguan sistem saraf, dan gangguan pendengaran.
BACA JUGA:Tips Mengontrol Nafsu Makan Berlebihan Supaya Berhasil Capai Berat Badan yang Ideal
BACA JUGA:Ibu Hamil Wajib Tau! 5 Manfaat Minum Susu Kedelai untuk Kesehatan Saat Mengandung
"Paparan bromat dalam jumlah besar dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan efek ginjal pada hewan laboratorium. Secara teori, bromat dapat menyebabkan penyakit yang sama pada manusia," ungkap Profesor Andri dalam sebuah pernyataan resmi di Jakarta, Sabtu 6 April 2024.
Efek karsinogenik dari paparan bromat bisa mulai terjadi atau terlihat setelah konsumsi selama 10 tahun, tergantung pada kadar bromat yang terdapat dalam AMDK serta kondisi kesehatan individu.
Meskipun aturan yang mengatur keberadaan bromat dalam AMDK telah ada, seperti Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 26 Tahun 2019 dan standar Mutu SNI 3553:2015 untuk Air Mineral serta Mutu SNI 6241:2015 untuk Air Demineral yang menetapkan kadar bromat maksimal sebesar 0,01 mg/L, namun keberadaan bromat dalam AMDK masih menjadi perhatian karena penegakan aturan tersebut dinilai masih kurang efektif.
Selain itu, uji bromat tidak dilakukan secara menyeluruh karena kurangnya laboratorium yang memiliki kemampuan pengujian yang terakreditasi dan ditunjuk.
BACA JUGA:Mengenal Buah Kepel, Banyak Manfaat untuk Kesehatan dan Kecantikan, Salah Satunya Masalah Bau Badan
BACA JUGA:Jangan Anggap Sepele Sariawan Tak Kunjung Sembuh, Bisa Jadi Gejala Awal Kanker Lidah
Masalah lain adalah pembentukan bromat dalam AMDK terjadi saat proses ozonisasi, di mana ozon bereaksi dengan bromida dalam air baku AMDK dan berubah menjadi bromat. Kandungan bromida dalam air baku AMDK juga memengaruhi terbentuknya bromat.
Sudaryatmo, seorang anggota Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), mengingatkan bahwa telah ada data yang menunjukkan beberapa AMDK memiliki kandungan bromat yang melebihi batas yang ditetapkan.
Oleh karena itu, Sudaryatmo menyerukan agar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan tes terhadap kandungan bromat dalam seluruh AMDK yang beredar di pasaran.