BELITONGEKSPRES.COM, Harga beras yang tinggi diprediksi akan tetap stabil dan tidak akan mengalami penurunan seperti sebelumnya. Hal ini disebabkan bukan oleh faktor anomali cuaca seperti yang sering dijelaskan, tetapi lebih disebabkan oleh faktor ongkos produksi dari petani.
Menurut Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, dalam keterangan yang dikutip dari Antara, kenaikan harga beras disebabkan oleh kenaikan biaya produksi bagi para petani. Ongkos tenaga kerja, biaya sewa lahan, harga pupuk, dan harga benih semuanya mengalami peningkatan.
Pengurangan lahan pertanian yang semakin sempit juga menyebabkan kenaikan harga sewa lahan pertanian. Sekitar lima puluh persen dari biaya produksi sawah digunakan untuk membayar tenaga kerja. Kenaikan upah untuk tenaga kerja sawah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup para petani.
”Sekitar 50 persen dari biaya produksi sawah itu atau biaya produksi tanaman padi adalah tenaga kerja, harga sewa lahan juga demikian, konversi lahan kan terjadi, pasti lahan makin sedikit, lahan makin sedikit maka sewa lahan akan makin mahal jadi ongkos naik, pupuk juga naik,” kata Bayu.
BACA JUGA:Menaker: Semua Pekerja Berhak untuk Dapat THR
BACA JUGA:Angin Segar dari Pemerintah, Driver Ojol dan Kurir Logistik Bakal Dapat THR Lebaran 2024
Biaya produksi petani menjadi faktor utama mengapa harga gabah tidak bisa dijual dengan harga yang lebih murah seperti sebelum terjadinya kenaikan harga beras.
Pernyataan dari Direktur Utama Bulog menandai masuknya era baru dalam harga beras di pasaran. Masyarakat dapat menggunakan harga beras terkini sebagai proyeksi harga beras di masa mendatang.
Hingga saat ini, Bulog belum dapat menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk beras. Bulog masih menunggu kepastian harga dari berbagai instansi dan kementerian terkait.
Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional pada Selasa (19/3), berikut adalah rincian rata-rata dan perubahan harga berbagai jenis beras di Indonesia:
BACA JUGA:Menhub Budi Karya Sebut Tren Kenaikan Mudik Lebaran Sebesar 71,7 Persen
BACA JUGA:Anggota DPR RI Komisi XI Imbau Masyarakat Tidak Tergoda Pinjol Jelang Lebaran
- Beras kualitas bawah I seharga Rp 13.850/kg (turun sekitar 5,78 persen)
- Beras kualitas bawah II seharga Rp 13.050/kg (turun sekitar 9,69 persen)
- Beras kualitas medium seharga Rp 15.200/kg (turun sekitar 4,0 persen)
- Beras kualitas medium II seharga Rp 13.050/kg (turun sekitar 11,78 persen)
- Beras kualitas super seharga Rp 16.750/kg (turun sekitar 2,9 persen)
- Beras kualitas super II seharga Rp 15.900/kg (turun sekitar 4,5 persen)