Menurutnya, individu dengan kebiasaan bergerak cenderung memiliki tingkat pembakaran kalori yang lebih tinggi serta massa otot yang lebih kuat.
“Kalau aktif, makan pun nggak perlu terlalu banyak pantangan. Tapi kalau kurang gerak, akhirnya harus banyak yang dijaga karena rawan sakit,” tegas Jansen, praktisi kebugaran yang telah berkecimpung lebih dari 20 tahun dalam industri kesehatan dan olahraga.
Penjelasan Coach Jansen Ongko tidak hanya memperkuat pentingnya latihan beban dalam menjaga metabolisme, tetapi juga menjawab kebiasaan Abigail Kyrana yang konsisten menjadikan strength training sebagai fondasi rutinitas kebugarannya.
Menurut Jansen, latihan kekuatan tidak sekadar membentuk otot, tetapi memberikan manfaat besar dalam hal perbaikan postur tubuh, pencegahan disabilitas, hingga peningkatan kesadaran tubuh secara menyeluruh.
“Kalau kita bicara strength training, benefit-nya banyak banget. Otot rangka jadi kuat dan terhindar dari disabilitas,” ujar pria berusia 40-an itu.
Ia menjelaskan bahwa otot-otot rangka yang terlatih melalui latihan beban berfungsi sebagai penopang utama bagi struktur tubuh. Dengan kekuatan otot yang terjaga, risiko cedera maupun gangguan tulang belakang bisa diminimalisasi seiring bertambahnya usia.
BACA JUGA:Diet Sehat: 7 Sayuran Super untuk Kecilkan Perut Secara Instan
Lebih jauh, semakin sering seseorang melakukan latihan beban dengan teknik yang benar, semakin terasah pula kemampuannya dalam mengenali postur tubuh yang salah.
Contoh sederhananya, saat duduk terlalu lama membungkuk di depan laptop, tubuh akan memberi "sinyal alami" untuk memperbaiki posisi karena otot telah terlatih untuk mempertahankan postur ideal.
Belajar Strength Training Mandiri
Menekuni strength training atau latihan beban kini tak harus selalu bergantung pada keanggotaan eksklusif atau fasilitas mewah. Menurut Coach Jansen Ongko, Ketua Umum Asosiasi Pelatih Kebugaran Indonesia (APKI), latihan beban sejatinya bisa dilakukan secara mandiri, selama pelakunya memahami teknik dasar dan mengenal batas tubuh masing-masing.
Dalam siniar ANTARA TV, Jansen menjelaskan bahwa bagi pemula, pemahaman teknik latihan jauh lebih penting ketimbang mengejar intensitas tinggi di awal. Hal ini untuk mencegah cedera akibat postur yang keliru atau mengangkat beban yang terlalu berat.
“Buat teman-teman yang ada daya beli untuk membayar PT (personal trainer), atau punya teman yang sudah pengalaman, mending belajar sama mereka. Jangan malu, supaya gak cedera,” ujar Jansen yang pernah berkarier sebagai fitness trainer di Australia, Amerika Serikat, dan Eropa.
Bagi yang belum siap menggunakan jasa Personal Trainer (PT), Coach Jansen Ongko memberikan solusi praktis dan terjangkau. Menurutnya, saat ini sudah banyak panduan latihan kekuatan yang tersedia secara gratis di berbagai platform media sosial dan kanal digital.
Panduan tersebut bahkan bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi tubuh masing-masing, termasuk bagi mereka yang memiliki riwayat cedera atau keterbatasan fisik tertentu.
“Kalau misalnya keterbatasan dana, menurut saya internet sudah sangat membantu. Tulis aja ‘workout for beginners’ atau ‘I have lower back pain’, nanti akan keluar semua jawabannya,” kata Jansen dalam siniar ANTARA TV.