Kriteria Baru Hilal Awal Puasa Ramadhan 2024 Berikut Alasan

Senin 04 Mar 2024 - 22:50 WIB
Editor : Yudiansyah

Dikutip dari laman resmi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai institusi pemerintah yang salah satu tugas pokok dan fungsinya adalah memberikan pelayanan tanda waktu dan posisi bulan dan matahari.

BMKG memberikan pertimbangan secara ilmiah kepada stake holder (Kementerian Agama, dll) dalam penentuan awal bulan hijriyah. Disamping memberikan informasi data-data Hilal hasil hisab (perhitungan), BMKG juga melaksanakan rukyat (observasi) hilal di 29 lokasi di Indonesia yang dapat disaksikan secara online (Live Streaming) di kanal https://hilal.bmkg.go.id/ setiap bulan.

Berikut adalah informasi tabel prakiraan hilal saat matahari terbenam tanggal 10 dan 11 Maret 2024, yang menjadi penentu awal bulan Ramadhan 1445 H:

1. Tanggal 10 Maret 2024 ketinggian Hilal 0,8 derajat, elongasi 4,9 derajat dengan status Tidak memenuhi kriteria.

2. Tanggal 11 Maret 2024 ketinggian Hilal 4,1 derajat, elongasi 11,7 derajat dengan status memenuhi kriteria.

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada tanggal 10 Maret 2024, hilal tidak memenuhi kriteria MABIMS, karena ketinggian dan elongasinya masih di bawah syarat minimal. Oleh karena itu, kemungkinan besar hilal tidak akan terlihat di langit.

Sedangkan pada tanggal 11 Maret 2024, hilal sudah memenuhi kriteria MABIMS, karena ketinggian dan elongasinya sudah melebihi syarat minimal. Oleh karena itu, kemungkinan besar hilal akan terlihat di langit.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa awal puasa Ramadhan 1445 H akan jatuh pada tanggal 12 Maret 2024, jika tidak ada halangan atau perubahan. (disway.id)

Perhitungan Hisab

BMKG memberikan data-data Hilal (perhitungan Hisab) yang berkaitan dengan penentuan awal bulan Ramadan 1445 H. Data-data ini dapat membantu proses Rukyat (pengamatan) Hilal saat Matahari terbenam. Data-data yang diberikan adalah :

1. Waktu terjadinya Konjungsi (Ijtima’) dan Waktu Matahari terbenam

2. Tinggi Hilal di atas cakrawala

3. Sudut Elongasi antara Hilal dan Matahari

4. Umur Bulan sejak Konjungsi

5. Selisih waktu antara terbenamnya Hilal dan Matahari

6. Persentase bagian Hilal yang disinari Matahari

Kategori :