Pendapat pakar tentang ekonomi madani seringkali berhubungan dengan bagaimana sistem ekonomi dapat menjadi alat untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat, mengurangi ketimpangan sosial, dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
Cendekiawan Muslim Prof. Dr. M. Quraish Shihab menyatakan bahwa ekonomi madani dalam pandangan Islam bukan hanya tentang kekayaan material, tetapi juga kesejahteraan spiritual dan sosial yang dapat memberikan manfaat bagi seluruh umat manusia.
Sementara menurut Dr. Nidzamuddin Zakaria, dosen di Universiti Sains Islam Malaysia, ekonomi madani adalah sistem yang mendukung kesejahteraan kolektif dengan mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dan moral dalam perekonomian, serta memperhatikan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat.
Mewujudkan Ekonomi Madani
Bulan Ramadan membawa perubahan signifikan dalam pola konsumsi masyarakat. Meningkatnya permintaan terhadap barang-barang tertentu, seperti makanan, pakaian, dan transportasi, menciptakan gelombang aktivitas ekonomi yang cukup besar.
BACA JUGA:Perbaiki Tata Kelola dan Distribusi Minyakita
Meskipun ada kekhawatiran tentang inflasi, namun dengan kebijakan yang tepat, peningkatan konsumsi ini bisa dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama bagi sektor usaha kecil dan menengah (UKM) yang banyak melayani kebutuhan selama Ramadan.
Salah satu ciri khas dalam bulan Ramadhan adalah meningkatnya aktivitas filantropi melalui zakat, infak, dan sedekah. Zakat, yang wajib dikeluarkan oleh umat Islam, menjadi instrumen penting dalam redistribusi kekayaan.
Di Indonesia, zakat fitrah yang dibayarkan menjelang Idul Fitri tidak hanya memberikan manfaat spiritual, tetapi juga dapat digunakan untuk membantu masyarakat miskin. Infak dan sedekah selama bulan Ramadan menjadi tambahan yang signifikan dalam menanggulangi kemiskinan.
Sebuah studi oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menunjukkan bahwa zakat yang terkumpul selama Ramadhan dapat membantu mengurangi angka kemiskinan. Penyaluran zakat yang tepat sasaran meningkatkan kualitas hidup masyarakat miskin dan mendorong pemerataan pendapatan, dan gerakan infak dan sedekah di bulan Ramadhan menurut beberapa riset lembaga amil Zakat telah membantu memperkuat solidaritas sosial dan mengurangi ketimpangan sosial.
BACA JUGA:Masa Depan Desa di Tangan Sendiri
Bulan Ramadhan juga meningkatkan kesadaran untuk berbagi termasuk dalam hal ini kesadaran untuk menjadikan wakaf sebagai Instrumen Pembangunan Ekonomi. Wakaf memiliki potensi besar untuk mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Tanah wakaf dapat digunakan untuk membangun fasilitas publik yang mendukung kebutuhan masyarakat, seperti sekolah, rumah sakit, dan tempat ibadah. Dengan pengelolaan yang baik, wakaf dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi perekonomian, menciptakan kesejahteraan yang lebih merata.
Beberapa riset terkait penerapan ekonomi Islam di Indonesia menunjukkan bahwa prinsip-prinsip ekonomi Islam, seperti zakat, infak, dan wakaf, telah memberikan dampak positif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan mengoptimalkan zakat, infak, sedekah, dan wakaf, serta mengelola peningkatan konsumsi secara bijaksana, ekonomi madani yang berlandaskan pada prinsip keadilan sosial dan keberlanjutan dapat tercapai.
Perspektif ekonomi Islam memberikan panduan yang jelas tentang bagaimana mendistribusikan kekayaan dengan adil, sementara kebijakan yang tepat dari pemerintah dapat mengoptimalkan dampak positif Ramadan terhadap perekonomian.
BACA JUGA:Berharap Sejahtera dari Koperasi Desa Merah Putih