BI Rencanakan Percepat Digitalisasi Sistem Pembayaran Indonesia Tahun 2025
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pasca mengikuti acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024 di Gedung BI, Jakarta, Jumat (29/11/2024). ANTARA/M. Baqir Idrus Alatas -Muhammad Baqir Idrus Alatas-
BELITONGESKPRES.COM - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengumumkan rencana ambisius untuk mempercepat digitalisasi sistem pembayaran Indonesia pada tahun 2025. Inisiatif ini diharapkan membawa perubahan signifikan tidak hanya bagi sektor keuangan, tetapi juga bagi pelaku bisnis dan masyarakat luas.
Dalam pidatonya di Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024 di Jakarta, Perry menekankan pentingnya blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025-2030 yang diluncurkan pada 1 Agustus 2024.
Blueprint ini terdiri dari lima inisiatif utama: pengembangan infrastruktur, konsolidasi industri, inovasi, internalisasi, dan pengembangan rupiah digital, dengan semboyan "satu nusa, satu bangsa, satu bahasa."
Bagi pelaku bisnis, percepatan digitalisasi ini membawa peluang besar dalam meningkatkan efisiensi operasional dan memperluas jangkauan pasar.
BACA JUGA:Menaker: Penetapan UMP, UMK, dan UMSK Ditargetkan Tuntas Sebelum 25 Desember
BACA JUGA:Menteri Bahlil Sebut Daftar Penerima Subsidi Energi Gunakan Sistem Data Terpadu BPS
Pengembangan infrastruktur sistem pembayaran BI-FAST yang akan terhubung dengan industri pembayaran cepat (fast payment industry) serta modernisasi BI-RTGS (Real-Time Gross Settlement) multi-mata uang dan standar nasional, diharapkan memudahkan transaksi lintas sektor dan internasional.
Konsolidasi industri pembayaran yang akan dilakukan berdasarkan kemampuan transaksi, interkoneksi, kompetensi, manajemen risiko, dan infrastruktur akan menciptakan ekosistem pembayaran yang lebih terintegrasi dan aman. Hal ini memungkinkan bisnis, terutama UKM, untuk mengadopsi teknologi pembayaran terbaru tanpa harus menghadapi kompleksitas yang tinggi.
Inovasi QRIS yang ditargetkan mencapai 58 juta pengguna dan 40 juta merchant akan memperluas akses pembayaran digital, memungkinkan bisnis kecil hingga besar untuk menerima pembayaran secara mudah dan cepat.
Kolaborasi dengan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) dalam mendirikan Bank Indonesia Digital Innovation Center (BIDIC) akan mendorong pengembangan solusi pembayaran inovatif yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis.
Manfaat bagi Masyarakat
BACA JUGA:GIMNI Nilai Kenaikan PPN 12 Persen Dinilai Belum Tepat, Sarankan Fokus pada Pertumbuhan Ekonomi
BACA JUGA:Keputusan Akhir Penerapan Tarif PPN 12 Persen di Tangan Presiden
Bagi masyarakat, digitalisasi sistem pembayaran ini berarti kemudahan dan keamanan dalam bertransaksi sehari-hari.
Ekspansi QRIS akan memungkinkan lebih banyak orang untuk menggunakan metode pembayaran digital tanpa harus bergantung pada uang tunai, meningkatkan inklusi keuangan di seluruh Indonesia.