Revitalisasi Organisasi Mahasiswa di Era Gen Z: Tantangan dan Solusi Menuju Masa Depan Berkelanjutan
Helena Nuryatul Hafifah --
Organisasi mahasiswa telah lama menjadi bagian integral dari kehidupan kampus. Namun, belakangan ini, kita menyaksikan penurunan minat mahasiswa terhadap aktivitas organisasi di lapangan. Fenomena ini mengundang perhatian serius dan perlu dikaji lebih dalam. Penurunan minat mahasiswa terhadap organisasi di lapangan merupakan fakta yang tidak bisa diabaikan. Organisasi mahasiswa, yang seharusnya menjadi wadah untuk mengembangkan diri, belajar, dan berkontribusi pada masyarakat, kini mengalami tantangan besar dalam mempertahankan minat anggotanya. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan mendalam tentang penyebab dan dampaknya. Mengapa minat mahasiswa terhadap organisasi menurun? Apa urgensinya untuk membahas masalah ini?
Menelusuri Akar Permasalahan
Tentunya setiap generasi pasti memiliki tantangannya sendiri, terlebih lagi saat ini organisasi mahasiswa adalah mereka generasi Z yang erat kaitanya dengan sosial media dan segala adaptasi dan perubahan sosial. Berkaitan dengan hal itu, saat ini sejumlah faktor internal dan eksternal telah diidentifikasi sebagai penyebab utama penurunan minat mahasiswa terhadap organisasi.
Faktor Internal:
Gaya Kepemimpinan Organisasi
Kepemimpinan yang otoriter dan kurang memperhatikan aspirasi anggota dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan kurangnya motivasi bagi mahasiswa untuk aktif dalam organisasi. Saat ini penting sekali untuk para ketua organisasi memahami lebih dalam terkait kebutuhan yang akan didapatkan oleh anggotanya. Maka dari itu khususnya dalam gaya kepemimpinan ketua organisasi harus memiliki manajemen organisasi yang memastikan keberlangsungan dalam alur kerja organisasi yang produktif dan paham apa yang ingin dicapai.
BACA JUGA:Menyingkap Masa Depan Dunia Kesehatan dengan Informatika dan Big Data
Budaya Organisasi yang Tidak Inklusif
Pada kenyataanya masih ada budaya senioritas yang kuat dalam lingkungan organisasi, permasalah yang ada jikalau hal ini menjadi penghambat atau akan membuat minimnya kesempatan bagi anggota baru untuk belajar dan berkembang. Jika hal ini terus berlanjut tentunya minat mahasiswa lambat laun akan meninggalkan organisasi.
Beban Kerja yang Terlalu Berat
Banyak beberapa program kerja organisasi yang terlalu memberatkan, yang harus diperhatikan adalah bagaimana organisasi tersebut memberikan arahan serta bimbingan ke mahasiswa dalam melaksanakan programnya. Dan tentu harus berdampak signifikan kepada anggota, dalam program kerja disinilah sebenarnya bisa menguasai dan meningkatkan soft skills. Pelatihan dan manajemen organisasi dalam membimbing anggotanya lah di sini yang harus banyak di evaluasi organisasi karena jika tidak diatasi akan membuat mahasiswa merasa terbebani dan kurang termotivasi untuk aktif dalam organisasi.
Faktor Eksternal:
Campur Tangan Alumni/Kating yang Berlebihan
BACA JUGA:Pentingnya Literasi Keuangan untuk Mengurangi Kemiskinan