Bapanas: Pasca Indonesia Umumkan Stop Impor Beras, Harga Beras Dunia Anjlok

Ilustrasi beras-Monique Handa Shafira-Beritasatu.com

BELITONGEKSPRES.COM - Penghentian impor beras oleh Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah membawa dampak signifikan pada pasar beras internasional. 

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menyatakan bahwa kebijakan tersebut berhasil menurunkan harga beras di pasar dunia sekaligus mendukung stabilitas harga di dalam negeri.

Menurut Arief, keputusan ini memicu penurunan harga beras dari beberapa negara produsen utama. Sebelum kebijakan diberlakukan, harga beras putih dengan kadar pecah 5% berkisar antara US$ 640 hingga US$ 655 per metrik ton. Namun, setelah pengumuman pada Desember 2024, harga turun tajam hingga mencapai US$ 400 per metrik ton pada Januari 2025.

"Penurunan ini mencerminkan efek positif dari kebijakan kita. Indonesia adalah salah satu importir besar, sehingga keputusan untuk menghentikan impor beras memiliki dampak signifikan terhadap pasar internasional," ungkap Arief.

BACA JUGA:Prabowo Sambut Inisiatif Kerjasama Jepang untuk Program MBG, Pangan hingga Energi

BACA JUGA:Taspen Tingkatkan Pelayanan dengan Super App Andal by Taspen

Data dari The FAO All Rice Price Index (Farpi) juga menunjukkan penurunan indeks harga global sebesar 1,2% pada Desember 2024, meskipun rata-rata indeks tahun tersebut masih lebih tinggi dibandingkan 2023.

Keberpihakan pada Petani Lokal

Di dalam negeri, kebijakan ini tak hanya berdampak pada stabilitas harga pangan tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani. Nilai Tukar Petani Pangan (NTPP) mencapai 120,30 pada Februari 2024, tertinggi dalam lima tahun terakhir. Hingga Desember 2024, NTPP tetap berada di angka 108,90, mencerminkan keuntungan yang dinikmati petani.

"Petani tetap terlindungi dengan harga gabah yang menguntungkan, terutama menjelang panen raya," tambah Arief.

Inflasi Terkendali Sepanjang 2024

Selain itu, efek berantai dari kebijakan pangan ini juga terlihat pada tingkat inflasi tahunan yang tercatat hanya 1,54% pada 2024, terendah sejak 1958. Badan Pusat Statistik (BPS) mengonfirmasi bahwa stabilitas harga pangan menjadi salah satu kontributor utama terkendalinya inflasi.

BACA JUGA:BP Taskin Prioritaskan Teknologi Digital untuk Percepat Pengentasan Kemiskinan

BACA JUGA:PCO Dorong Ekonomi Sirkular dari Sampah Sisa Makan Bergizi Gratis

Arief menekankan bahwa tujuan jangka panjang dari kebijakan ini adalah menciptakan ekosistem pangan yang ideal, di mana produksi petani lokal terus meningkat, konsumen mendapatkan harga terjangkau, dan pasar internasional tetap dinamis.

"Dengan langkah strategis ini, kami berharap Indonesia dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan sekaligus menjaga keseimbangan pasar global," tutup Arief.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan