Kesehatan Otak Terganggu? Kenali Gejala Brain Rot dan Cara Mengatasinya
Kesehatan Otak Terganggu? Kenali Gejala Brain Rot dan Cara Mengatasinya--pixabay
BELITONGEKSPRES.COM - Dalam perkembangan dunia kesehatan mental, istilah "brain rot" atau "pembusukan otak" kini mencuri perhatian sebagai Kata Tahun Ini 2024 menurut Oxford University Press.
Istilah ini merujuk pada penurunan kemampuan otak yang perlahan, yang dikaitkan dengan dampak negatif penggunaan media sosial secara berlebihan, terutama ketika kita mengonsumsi konten yang dangkal dan tidak menantang.
Melalui analisis, para ahli Oxford mencatat bahwa istilah ini mengalami lonjakan pencarian hingga 230 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Fenomena ini tidak lepas dari meningkatnya kekhawatiran tentang efek konsumsi berlebihan terhadap konten media sosial yang berkualitas rendah, yang dapat berdampak langsung pada kesehatan mental kita.
BACA JUGA:Rahasia Memperlambat Proses Penuaan Kulit, Tips Awet Muda Tanpa Jerawat
Dr. Narendra Kinger, seorang psikolog klinis dari Rumah Sakit Holy Family di Mumbai, India, menjelaskan bahwa "brain rot" terjadi karena berkurangnya stimulasi otak.
Terutama, paparan terus-menerus terhadap materi yang dianggap remeh dari media sosial atau internet menyebabkan kemampuan kognitif kita menurun, sehingga kita mudah merasa lelah secara mental.
Ternyata, dampak negatif dari fenomena ini tidak hanya dirasakan oleh orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Pada anak-anak, kerusakan otak dapat terlihat melalui berkurangnya rentang perhatian, kesulitan berkonsentrasi, dan menurunnya prestasi akademik.
Sementara pada orang dewasa, gejalanya bisa berupa mudah lupa, kurang motivasi, mudah tersinggung, dan ketergantungan yang berlebihan pada perangkat gawai.
BACA JUGA: Hati-Hati! Lilin Beraroma Bisa Bikin Udara Dalam Ruangan Tercemar
Penyebab utama dari "brain rot" ini bisa bervariasi, namun umumnya berkaitan dengan terlalu seringnya penggunaan perangkat digital, kurangnya rangsangan mental, serta kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat.
Terlalu lama menatap layar atau scrolling media sosial tanpa henti dapat mengurangi kapasitas kita untuk berpikir kritis. Ditambah lagi, kurang tidur dan pola makan yang tidak sehat memperburuk kondisi otak kita.
Dr. Kinger menyarankan agar kita mulai menetapkan batasan waktu layar, terutama untuk anak-anak. Ajak mereka untuk lebih banyak beraktivitas fisik, bermain di luar ruangan, dan mengembangkan hobi lain seperti membaca, seni, atau musik. Aktivitas-aktivitas tersebut dapat merangsang kreativitas, meningkatkan fokus, dan membantu melatih kemampuan berpikir kritis.
Bagi orang dewasa, mengatasi "brain rot" berarti menciptakan keseimbangan antara konsumsi digital dan kegiatan yang lebih menantang pikiran. Cobalah untuk melibatkan diri dalam permainan yang merangsang otak, seperti teka-teki atau percakapan yang mendalam dan penuh makna.