Penemuan Mayat di Desa Senyubuk Gegerkan Warga, Polres Beltim Lakukan Investigasi
Penemuan Mayat di Desa Senyubuk Gegerkan Warga, Polres Beltim Lakukan Investigasi-Ist-
KELAPA KAMPIT, BELITONGEKSPRES.COM - Warga Desa Senyubuk, Kecamatan Kelapa Kampit, Kabupaten Belitung Timur (Beltim) dikejutkan dengan penemuan sesosok mayat.
Sosok mayat tersebut ditemukan di Jalan PT SWP pada Sabtu 19 Oktober 2024 sekitar pukul 07.00 WIB. Identitas mayat diketahui sebagai Suparman, alias Pakde, seorang petani berusia 42 tahun.
Berdasarkan informasi dari Kartu Tanda Penduduk (KTP), Suparman berasal dari Dusun Rejosari, Desa Rejo Mulyo, Kecamatan Pasir Sakti, Kabupaten Lampung Timur, namun ia berdomisili di Dusun Penirukan, Desa Mayang, Kecamatan Kelapa Kampit.
Seizin Kapolres Beltim, Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Beltim AKP Ryo Guntur Triatmoko, menjelaskan krolongis penemuan mayat tersebut.
BACA JUGA:Densus 88 Bagi-bagi Pengetahuan Anti Radikalisasi di SMAN 1 Manggar
BACA JUGA:Kamarudin Muten Komitmen Perjuangkan Nasib Penambang, Kembangkan Sektor Ekonomi Beltim Lainnya
Penemuan mayat pria itu bermula pada Jumat malam 18 Oktober 2024, ketika Wahid, teman Suparman, berencana mengunjunginya di pondok kebun di Desa Senyubuk.
Wahid sempat memanggil Suparman dua kali tanpa mendapat jawaban, dan mencium bau menyengat di sekitar pondok. Namun, Wahid tidak menduga bahwa bau tersebut berasal dari mayat.
Keesokan paginya, Wahid bersama seorang warga lain, Yana, kembali ke lokasi dan menemukan bahwa bau menyengat itu berasal dari tubuh Suparman yang sudah meninggal.
Hasil visum dari dr Renggi R Dewi, tenaga medis dari Puskesmas setempat, menunjukkan bahwa tubuh Suparman telah mengalami pembusukan.
BACA JUGA:Calon Bupati Beltim Nomor Urut 2, Afa Tegaskan Komitmen Jemput Bantuan Kementerian
BACA JUGA:Alat Kelengkapan DPRD Beltim Sudah Terbentuk, Kegiatan Dewan Kembali Normal
Rambut korban mulai terlepas, mata sebelah kanan hilang, dan tubuhnya dipenuhi larva. Namun, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
Diketahui sebelum meninggal, Suparman sempat mendatangi Puskesmas untuk meminta suntikan obat, namun permintaannya ditolak karena tekanan darahnya yang tinggi.