AI dan Ancaman di Masa Depan: Antara Peluang dan Risiko
AI dan Ancaman di Masa Depan: Antara Peluang dan Risiko--freepik
BELITONGEKSPRES.COM - Teknologi AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan telah berkembang sangat pesat dalam beberapa dekade terakhir. Dari pengenalan suara hingga kendaraan otonom, AI membawa inovasi yang membantu manusia dalam berbagai bidang.
Namun, di balik peluang besar ini, AI juga membawa sejumlah ancaman yang patut diwaspadai, terutama risiko ketika digunakan secara tidak tepat atau tanpa pengawasan yang memadai.
Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa ancaman potensial yang datang dari AI dan mengapa penting bagi kita untuk memahami serta mengatasi risiko-risiko ini.
1. Pengangguran Akibat Otomatisasi
AI telah mampu menggantikan pekerjaan manusia dalam berbagai sektor, terutama di industri manufaktur dan layanan. Dengan kemampuan AI untuk bekerja lebih cepat dan efisien dibandingkan manusia, banyak pekerjaan yang kini diambil alih oleh mesin otomatis.
BACA JUGA:Para Ahli Ungkap Ancaman AI Semakin Nyata, Mampu Beroperasi Mandiri
Sebuah laporan dari McKinsey Global Institute menyebutkan bahwa pada tahun 2030, otomatisasi berpotensi menggantikan hingga 800 juta pekerjaan di seluruh dunia.
Meski ada peluang bahwa AI dapat menciptakan jenis pekerjaan baru, transisi ini tidak akan mudah bagi semua kalangan, terutama bagi pekerja dengan keterampilan rendah.
Tantangan ini memerlukan penyesuaian yang cepat dalam sistem pendidikan dan pelatihan tenaga kerja agar dapat menghadapi masa depan yang didominasi oleh AI.
2. Kecerdasan Buatan yang Tidak Terkendali
Salah satu ancaman terbesar dari AI adalah kemungkinan terciptanya kecerdasan buatan yang melebihi kecerdasan manusia dan beroperasi di luar kendali manusia. Istilah "superintelligence" merujuk pada entitas AI yang memiliki kemampuan kognitif melampaui otak manusia.
BACA JUGA:Fitur AI Galaxy yang Mungkin Berbayar di 2025, Apa Saja?
Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX, serta Stephen Hawking, fisikawan terkenal, sama-sama mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap perkembangan AI yang cepat.
Menurut mereka, AI yang tidak dikendalikan dengan baik dapat menimbulkan risiko eksistensial bagi umat manusia. Dalam skenario terburuk, AI yang terlalu cerdas bisa memutuskan bahwa kepentingannya tidak lagi selaras dengan kepentingan manusia.