Menteri Bahlil Yakin Indonesia Berkontribusi Besar Wujudkan Net Zero Emission Global

Pengembangan panas bumi oleh PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) Area Kamojang di Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. ANTARA/HO-PGE/am.--

BELITONGEKSPRES.COM - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk berkontribusi dalam mencapai nol emisi karbon (net zero emissions/NZE) di tingkat global. 

Optimisme ini berakar dari potensi besar yang dimiliki Indonesia dalam memanfaatkan energi hijau, terutama karena sumber daya energi terbarukan yang melimpah.

Dalam pernyataannya di Jakarta, Bahlil menyatakan, "Kemampuan kita dalam mengelola sumber daya alam sangat luar biasa. Energi terbarukan yang kita miliki sudah cukup melimpah." Ia menambahkan bahwa transisi menuju energi terbarukan bukan sekadar pilihan, tetapi sebuah kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap negara.

Oleh karena itu, Indonesia perlu mengambil peran strategis dengan fokus pada pelestarian lingkungan dan optimalisasi energi bersih. 

BACA JUGA:Mau Cuan Banyak? Sekarang YouTube Luncurkan Program Afiliasi Shopping, Simak Cara dan Syaratnya

BACA JUGA:Presiden Jokowi Tegaskan Pentingnya Pengelolaan Ekonomi untuk Memaksimalkan Penyerapan Tenaga Kerja

"Saat ini, dunia sedang berbicara tentang energi hijau dan industri berkelanjutan. Pembangunan yang ramah lingkungan harus menjadi bagian integral dari masa depan kita," ujarnya.

Lebih jauh, Bahlil mencatat bahwa tren penggunaan energi ramah lingkungan telah menyentuh sektor perbankan. Di Eropa, lembaga keuangan kini mensyaratkan adanya rekomendasi dari lembaga lingkungan sebelum memberikan pembiayaan. "Di sana, perbankan hanya akan memberikan kredit jika ada rekomendasi dari organisasi yang peduli lingkungan," jelasnya.

Indonesia sendiri memiliki potensi untuk mengembangkan bauran energi terbarukan hingga 3.687 gigawatt, yang mencakup 95 gigawatt dari tenaga air, 3.294 gigawatt dari tenaga surya, 57 gigawatt dari bioenergi, 23 gigawatt dari geotermal, 155 gigawatt dari energi angin, dan 63 gigawatt dari potensi elektrifikasi laut.

Sebagai bagian dari komitmennya, pemerintah juga telah menetapkan target pengurangan gas rumah kaca (GRK) berdasarkan Enhanced-Nationally Determined Contribution (E-NDC), yaitu sebanyak 912 juta ton CO2 pada tahun 2030. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan