Asap Rokok dan Polusi Menjadi Sebab Iritasi Kulit pada Anak
Ilustrasi merawat kulit bayi (Freepik)--
BELITONGEKSPRES.COM - Dr. Dimple Nagrani, dokter spesialis anak, menyoroti dampak negatif asap rokok dan polusi udara di kota besar terhadap kesehatan kulit anak-anak. Menurutnya, paparan radikal bebas dari polusi dan asap rokok tidak hanya memicu asma pada anak-anak tetapi juga dapat menyebabkan iritasi kulit.
"Radikal bebas dari asap rokok dan polusi dapat menembus kulit bayi, menyebabkan gatal-gatal dan iritasi. Ini mirip dengan efek passive smoking yang kita kenal," jelas dokter lulusan Universitas Indonesia tersebut dalam acara diskusi kesehatan kulit di Jakarta.
Dr. Dimple mengungkapkan bahwa radikal bebas dapat mengubah bakteri baik di kulit menjadi bakteri jahat yang merusak skin barrier anak. Kerusakan ini membuat anak lebih rentan terhadap infeksi karena pori-pori yang membesar memudahkan masuknya kuman dan bakteri ke dalam tubuh.
Selain itu, kebiasaan memilih sabun dengan banyak busa ternyata tidak selalu baik untuk kebersihan kulit. Dr. Dimple menjelaskan bahwa busa yang banyak tidak menjamin kebersihan dan kesehatan kulit anak. Sebaliknya, sabun yang tidak terlalu berbusa dapat lebih efektif dalam menjaga kesehatan kulit anak.
BACA JUGA:Belum Meluncur, Xiaomi 14T Pro Dirumorkan Pakai Chip MediaTek Dimensity 9300+
BACA JUGA:Dokter Spesialis Dermatologi Bagikan Teknik dan Produk yang Direkomendasikan untuk Merawat Rambut
"Kita tidak membutuhkan busa banyak untuk membersihkan kulit. Banyak produk untuk anak yang tidak terlalu berbuih justru lebih baik untuk kesehatan kulit mereka, dan ini perlu diperhatikan oleh orang tua," tambahnya.
Dr. Dimple juga menyarankan agar anak mandi cukup dua kali sehari dengan air dingin atau hangat. Terlalu sering mandi dapat menghilangkan lapisan minyak alami kulit, yang penting untuk perlindungan.
Jika anak terlihat sering menggaruk kulitnya, Dr. Dimple menyarankan agar orang tua mengidentifikasi penyebab gatal dari produk yang digunakan, lingkungan, atau makanan. Jika gatal tidak hilang dan mengganggu aktivitas anak, terutama jika disertai dengan tanda-tanda iritasi yang memburuk, ia menyarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
"Jika kulit anak memerah dan tidak membaik setelah penggunaan produk yang biasa, dan setelah 7 hari justru semakin buruk, penting untuk membawanya ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut," tutup Dr. Dimple. (ant)