Hendrya Sylpana

Minyak Jelantah Indonesia yang Diolah jadi Biofuel Lebih Laku Dijual ke Luar Negeri

ILUSTRASI biofuel.--

BACA JUGA:BSI KCP Tanjungpandan Pindah ke Lokasi Strategis, Upaya Tingkatkan Layanan Nasabah

Dia melanjutkan dengan menyebutkan bahwa Tukr, sebagai perusahaan pengumpul minyak jelantah, mampu mengumpulkan tiga sampai empat ribu ton minyak jelantah setiap bulannya dari seluruh operasinya di seluruh Indonesia. 

Minyak jelantah tersebut kemudian diolah menjadi bahan baku biofuel yang banyak dibeli oleh perusahaan-perusahaan luar negeri.

Menurut Adhi, industri yang memanfaatkan biofuel dari minyak jelantah tersebut biasanya merupakan perusahaan energi di berbagai negara, seperti Amerika Serikat dan Eropa. 

Meskipun potensi penggunaan biofuel lokal ada, Adhi menegaskan bahwa serapan dari perusahaan-perusahaan lokal masih tergolong rendah. 

Lebih banyak minyak jelantah yang terjual ke pasar global karena permintaan yang lebih besar di sana. Adhi berpendapat bahwa hal ini mungkin disebabkan oleh kematangan industri dan penggunaan biofuel yang belum sepenuhnya berkembang di Indonesia.

Namun demikian, Adhi menegaskan bahwa masih ada perusahaan pengolahan biofuel lokal yang tetap membeli minyak jelantah yang dikumpulkan oleh Tukr. 

Meskipun demikian, porsinya tidak sebesar yang dibeli oleh perusahaan-perusahaan asing untuk diolah di negara mereka. Adhi berpendapat bahwa hal ini mungkin terkait dengan kebijakan ekonomi nasional, meskipun dia tidak memiliki informasi yang pasti dari pihak pemerintah.

Adhi menambahkan bahwa Cinema XXI, sebagai salah satu pelopor dalam inisiatif keberlanjutan, juga berkomitmen untuk memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan dan masyarakat melalui beberapa program. 

BACA JUGA:Data BPS Menunjukkan Harga Beras Bikin RI Deflasi pada Mei 2024

BACA JUGA:All New Honda BeAT Resmi Meluncur, Desai Baru dan Fitur Melimpah, Segini Harganya

Salah satunya adalah implementasi program pengumpulan minyak jelantah untuk diubah menjadi biofuel. Langkah-langkah ini dilakukan secara bertahap oleh perusahaan sebagai bagian dari upaya mereka untuk mendorong transisi energi ke arah yang lebih berkelanjutan.

Ricky Samsoedin, Plt. Head of Cinema Operations Cinema XXI, menjelaskan bahwa sejak November 2023, Cinema XXI telah menjalankan program pengumpulan minyak jelantah melalui kerjasama dengan Tukr, sebuah perusahaan Indonesia yang mengelola pengumpulan Used Cooking Oil (UCO) atau minyak jelantah.

Ricky menegaskan bahwa limbah minyak jelantah dari proses produksi dan bisnis Cinema XXI dikumpulkan oleh Tukr sebagai sumber bahan baku untuk produksi biofuel. 

Langkah ini dianggap lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar fosil.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan