Puting Beliung
Dahlan Iskan--
Pesawat mendarat kembali dengan selamat di Honolulu. Semua penumpang dievakuasi. Yang 9 orang tidak ditemukan. Tenggelam di lautan Pasifik. Mungkin ada yang sudah tercabik-cabik saat terhempas lewat mesin.
Ayah salah satu yang meninggal itu, warga Selandia Baru, seorang ahli mesin pesawat. Sang ayah melakukan penelitian pribadi. Boeing memberi akses padanya. Semua data dibuka.
Hasilnya sama dengan penyelidikan pihak berwajib: tidak ada unsur bom. Tidak ada kesalahan manusia. Pun kesalahan teknik. Penyebab tunggalnya adalah badai di atas Hawaii.
Karena baru saja take off belum waktunya makan malam. Tanda kenakan sabuk pengaman masih belum dimatikan. Betapa banyak korban kalau saja sudah waktunya makan. Seorang pramugari yang sempat terlempar pun selamat. Dia berhasil meraih kursi penumpang, berpegangan kuat di kaki itu.
Dalam posisi dinding pesawat jebol, terjadi perbedaan tekanan udara. Isi pesawat seperti dihisap kuat dari luar.
Ada temuan penting dari peristiwa itu: pengunci pintu bagasi sudah benar tapi dinilai kurang kuat. Anda sudah tahu: pintu bagasi pesawat ditutup dari luar, dikunci dari luar. Agar isi ruang bagasi lebih banyak.
Pengunci pintu itu terbuat dari aluminium. Tidak pernah ada masalah: belum pernah ada badai sekuat di atas Honolulu. Sejak itu diubah: penguncinya terbuat dari baja. Tebalnya pun digandakan.
Saya selalu percaya teknologi pesawat. Di samping percaya pada udara di Amerika ini bersih sekali. Nafas terasa ringan. Pun di kawasan yang saya tinggali ini: kawasan yang sering ada tornado dan puting beliung.(Dahlan Iskan)