Lapangan 'Kerja Hijau' Bagi Generasi Z
Lapangan 'Kerja Hijau' Generasi Z--
BACA JUGA:Irigasi Memadai Kunci Pencapaian Ketahanan Pangan Indonesia
Kelak industri yang mendukung ekonomi hijau akan berkembang dan membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang besar.
Indonesia dinilai penting untuk turut masuk ke dalam transformasi tersebut melalui transisi energi dan mulai membangun ekosistem green jobs yang akan memperkuat populasi usia produktif.
Green jobs adalah pekerjaan yang layak dan berkontribusi melestarikan atau memulihkan lingkungan. Ini dapat berasal dari sektor yang baru seperti energi terbarukan dan efisiensi energi.
Ketertarikan generasi muda terhadap pekerjaan hijau tidak terlepas dari kekhawatiran krisis iklim dan degradasi lingkungan yang makin parah.
Dalam sebuah survei yang dilakukan lembaga independen di bawah UI (Universitas Indonesia), semua responden atau 99 persen percaya bahwa generasi muda memiliki peran penting dalam mengatasi tantangan krisis iklim melalui karier di bidang pekerjaan hijau.
Generasi Z percaya green jobs memberikan peluang karier menarik. Berdasar asumsi generasi baru tidak hanya mengejar penghasilan, namun bagaimana pekerjaan juga bisa berdampak positif bagi keberlanjutan lingkungan.
Ada beragam peluang karier yang menarik mulai dari tata busana hijau yang menciptakan fesyen ramah lingkungan, ahli energi terbarukan, perancangan kota berkelanjutan, pertanian organik, hingga pengembangan teknologi ramah lingkungan.
BACA JUGA:Termakan Janji Manis Eksistensi Timah, Sikaya Berubah jadi Miskin
BACA JUGA:271 Triliun Itu Nilai Kerusakan Alam Babel, Berapa Kerugian Keuangan Negara?
Semua pantas bangga, mereka adalah generasi baru pemikir isu keberlanjutan, dan yang makin membanggakan, semua produk eksperimentalnya berbasis riset.
Pada titik ini makin terlihat arti penting insentif riset bagi Generasi Z, utamanya yang berminat pada isu energi terbarukan dan kendaraan listrik yang ramah lingkungan.
Masyarakat bisa berharap pada generasi baru untuk melanjutkan risetnya, mengingat banyak sumber energi terbarukan, seperti gelombang laut, yang sangat melimpah di negeri ini, namun belum digunakan secara komersial dengan optimal, karena semuanya masih pada tahap riset.
Mengingat harga energi terbarukan yang masih tinggi, saat ini hanya perusahaan besar seperti Coca Cola atau Unilever, yang berani berinvestasi infrastruktur dengan memanfaatkan energi terbarukan, melalui pemasangan panel surya di pabriknya, yang membutuhkan anggaran dan luasan (tempat pemasangan) yang besar.
Mengurangi emisi gas rumah kaca adalah tanggung jawab bersama, berdasar premis generasi mendatang berhak hidup di Bumi yang lebih sehat dan hijau.