Irigasi Memadai Kunci Pencapaian Ketahanan Pangan Indonesia

Ilustrasi, Irigasi Memadai Kunci Pencapaian Ketahanan Pangan Indonesia--

JAKARTA - Keberadaan sistem irigasi yang baik dan memadai sangat krusial bagi upaya Indonesia dalam mencapai ketahanan pangan.

Sebagai negara kepulauan yang terletak di antara dua samudera, Indonesia memiliki karakteristik hidrometeorologi yang beragam, yang berdampak pada sektor pangan dan pertanian. Sektor pangan dan pertanian Indonesia rentan terhadap risiko, seperti perubahan curah hujan, frekuensi kekeringan, banjir, maupun dampak perubahan iklim lainnya.

Salah satu unsur penting dalam mencapai produksi pangan yang berkelanjutan dan ketahanan pangan adalah sistem irigasi yang memadai dan dapat diandalkan.

Urgensi untuk memiliki sistem irigasi yang seperti ini semakin besar, terutama dalam menghadapi perubahan iklim dan dampak buruknya pada pertanian seperti semakin sering kita saksikan belakangan ini.

Sekitar 66 persen dari penggunaan air terjadi di sektor pertanian yang menggunakan sekitar 30 persen dari luas lahan negeri ini. Ini menunjukkan bahwa sumber daya air merupakan salah satu faktor kunci dalam keberlanjutan pertanian.

BACA JUGA:Termakan Janji Manis Eksistensi Timah, Sikaya Berubah jadi Miskin

BACA JUGA:271 Triliun Itu Nilai Kerusakan Alam Babel, Berapa Kerugian Keuangan Negara?

Menurut Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi, hingga 2030, kebutuhan air untuk sektor pertanian masih menempati urutan tertinggi bila dibandingkan kebutuhan domestik dan industri.

Walaupun sektor pertanian memainkan peran penting dalam usaha pencapaian ketahanan pangan serta peningkatan kesejahteraan petani, keadaan infrastruktur irigasi di Indonesia masih jauh dari memadai.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun lalu melaporkan, sebanyak 46 persen dari infrastruktur irigasi di Indonesia dalam keadaan rusak bahkan rusak berat. Kondisi ini tentu saja memengaruhi produksi padi dan komoditas utama lainnya serta mengancam ketahanan pangan negeri ini.

Curah hujan yang tidak lagi mengikuti pola yang konsisten serta meningkatnya suhu memengaruhi ketersediaan air untuk budidaya tanaman. Dengan berubahnya pola cuaca, risiko kekeringan maupun banjir meningkat di beberapa daerah di Indonesia.

Dalam mengoptimalkan produktivitas lahan, selain modernisasi praktik pertanian dan penggunaan teknologi seperti mekanisasi, Indonesia harus meningkatkan investasi dalam sistem irigasi. Petani juga perlu mendapatkan akses di dalam satu wilayah irigasi pada setiap waktu.

BACA JUGA:Pentingnya literasi atasi kriminalitas di era digital

BACA JUGA:Kiat menggunakan THR secara bijak berdasarkan skala prioritas

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan