Kementerian Sosial Siapkan Siswa Sekolah Rakyat Bisa Kerja di Luar Negeri
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (kiri) dan Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin (kanan) memberikan keterangan setelah pertemuan tertutup terkait pembahasan perjanjian kerja sama di Kantor Kementerian P2MI di Jakarta, Senin (3/11-M Riezko Bima Elko Prasetyo-ANTARA
BELITONGEKSPRES.COM - Kementerian Sosial menyiapkan siswa Sekolah Rakyat agar memiliki kompetensi kerja dan kesiapan menghadapi dunia profesional termasuk bagi mereka yang berminat menjadi pekerja migran Indonesia di luar negeri dengan keterampilan yang terstandarisasi dan perlindungan hukum memadai.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengatakan langkah ini dilakukan melalui kerja sama antara Kementerian Sosial dan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia atau P2MI untuk memperkuat pendidikan vokasi serta pembekalan prakerja siswa.
“Kami ingin memastikan siswa Sekolah Rakyat tidak hanya mendapatkan pendidikan formal, tetapi juga keterampilan kerja. Bagi mereka yang ingin bekerja di luar negeri, akan disiapkan pelatihan tambahan, terutama di bidang bahasa dan keterampilan teknis,” ujarnya didampingi Menteri P2MI Mukhtarudin.
Saat ini terdapat 166 titik Sekolah Rakyat yang beroperasi di berbagai daerah dengan jenjang SD, SMP, hingga SMA atau sederajat. Sebanyak 6.700 siswa menempuh pendidikan tingkat SMA dengan angkatan pertama yang diharapkan lulus pada 2028.
BACA JUGA:Cegah Bullying, Kemensos Gandeng TNI Didik Disiplin Siswa Sekolah Rakyat
BACA JUGA:Bangga! Ayah Pemulung Ini Terharu Anaknya Sekolah Gratis Berkat Program Prabowo
Setelah lulus, para siswa akan diarahkan sesuai minat dan bakatnya. “Bagi yang ingin kuliah tentu akan dibimbing sampai ke perguruan tinggi, sementara bagi yang ingin bekerja akan diperkuat dengan pendidikan vokasi,” tambah Saifullah.
Kementerian Sosial juga bekerja sama dengan P2MI untuk memasukkan modul pembelajaran khusus pekerja migran ke dalam kurikulum Sekolah Rakyat. Tujuannya adalah agar siswa memahami peluang dan tantangan bekerja di luar negeri secara aman dan legal. “Ini penting agar siswa memahami proses dan perlindungan yang tersedia bagi pekerja migran Indonesia,” jelasnya.
Kolaborasi ini juga memetakan siswa yang berminat bekerja di luar negeri agar dapat diarahkan pada jalur pendidikan dan sertifikasi sesuai standar internasional.
“Dengan adanya peta pelatihan dan penempatan dari P2MI, kita bisa menyiapkan siswa sejak dini agar menjadi pekerja yang terampil, kompeten, dan berdaya saing tinggi di dunia internasional,” tutup Saifullah. (ant)