Ancaman Larangan TikTok, Platform RedNote Jadi Alternatif Baru Pengguna di AS
Ancaman larangan TikTok oleh pemerintah AS membuat sejumlah besar pengguna TikTok di AS beralih ke RedNote-Xinhua-ANTARA
BELITONGEKSPRES.COM - Ketika ancaman larangan TikTok mencuat di Amerika Serikat pada Januari lalu, gelombang besar pengguna mulai mencari alternatif. Di tengah kekhawatiran ini, muncul sebuah platform yang tak terduga: RedNote, dikenal di China sebagai Xiaohongshu.
Aplikasi ini, yang memadukan elemen Instagram dan Pinterest, menjadi ruang baru bagi para pengguna AS yang mencari komunitas segar dan interaksi yang bermakna.
Salah satu kisah menarik datang dari Tony Oswald, seorang pembuat film lepas asal New York. Melalui video pendeknya yang meraih lebih dari 2.500 likes, Oswald memulai dialog lintas budaya dengan warganet China. Meskipun terbatas dalam kemampuan berbahasa Mandarin, usahanya diapresiasi dan bahkan dipuji sebagai "pembelajar cepat" oleh komunitas barunya.
Film animasi China "Ne Zha 2" pun merasakan dampak langsung dari pertemuan budaya ini. Banyak penonton AS yang menemukan film ini melalui rekomendasi pengguna RedNote dari China. Meski terinspirasi dari mitologi Tiongkok, film ini mampu menyentuh emosi universal yang mudah dipahami oleh penonton internasional.
BACA JUGA:Perluas Konektivitas dan Kapasitas, Pelita Air Akan Tambah 4 Pesawat pada 2025
BACA JUGA:Pelita Air Perluas Layanan, Targetkan Rute Internasional Perdana ke Singapura
Lebih dari sekadar pelarian digital, RedNote berkembang menjadi wadah pertukaran yang mendalam. Pengguna dari kedua negara berbagi cerita sehari-hari, resep, bahkan momen sederhana seperti foto hewan peliharaan. Momen kehangatan ini menciptakan ruang bagi kolaborasi akar rumput yang jarang ditemukan di platform lain.
Meskipun larangan TikTok akhirnya ditangguhkan, sebagian pengguna AS memilih bertahan di RedNote. Mereka terpesona oleh atmosfer ramah dan positif yang ditawarkan aplikasi ini. Cristian, seorang pengguna dari New York, bahkan menyebutkan, "Aplikasi ini membuka mata saya akan keramahan orang-orang China."
Di luar interaksi sosial, RedNote juga memicu kolaborasi profesional. Seorang teknisi listrik dari Florida, Kevin, menarik lebih dari 13.000 pengikut dengan membagikan wawasan teknisnya dan berinteraksi dengan para profesional dari China.
Cerita serupa datang dari Ruthie, yang memutuskan untuk melanjutkan studinya di Shenzhen. Sambutan hangat dari masyarakat setempat di platform tersebut memperlihatkan potensi luar biasa RedNote sebagai jembatan antarbenua.
Lebih dari sekadar aplikasi, RedNote kini menjadi simbol kekuatan teknologi dalam memperkuat hubungan antarbangsa, membuktikan bahwa di tengah perbedaan politik, pertukaran budaya tetap memiliki ruang yang luas untuk tumbuh. (antara)