Mendikdasmen Pastikan Tetap Ada Kegiatan Belajar-Mengajar selama Ramadan

Mendikdasmen Abdul Mu'ti menjelaskan soal rencana kebijakan pemerintah terkait libur sekolah di bulan Ramadan-Zalzilatul Hikmia-Jawa Pos

BELITONGEKSPRES.COM - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, menegaskan bahwa tidak ada istilah libur penuh selama Ramadan. 

Sebaliknya, pemerintah menyiapkan skema pembelajaran khusus untuk bulan Ramadan, bukan libur seperti yang banyak diberitakan. 

“Bukan libur Ramadan, tetapi pembelajaran di bulan Ramadan. Ini yang perlu diluruskan agar tidak ada kesalahpahaman,” ujar Mu’ti saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu, 19 Januari.

Mu’ti menjelaskan bahwa pembelajaran di bulan Ramadan sudah dirancang melalui diskusi lintas kementerian. Pembahasan ini melibatkan Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri, hingga Kantor Staf Presiden. 

BACA JUGA:Paspor Baru Indonesia Akan Dirilis 17 Agustus 2025, Desain dan Spesifikasi Standar Internasional

BACA JUGA:Baznas Tetapkan 10 Program Prioritas 2025, Tidak Ada Dana untuk Makan Bergizi Gratis

Saat ini, pemerintah masih menunggu Surat Edaran Bersama yang akan dijadikan pedoman resmi pelaksanaan pembelajaran selama Ramadan. “Tinggal tunggu saja terbit surat edaran bersama. Yang jelas, fokusnya adalah pembelajaran, bukan libur penuh,” tambah Mu’ti yang juga menjabat Sekjen PP Muhammadiyah.

Sebelumnya, pemerintah sempat mempertimbangkan tiga opsi terkait pelaksanaan pembelajaran selama Ramadan.  Pertama, libur penuh dengan diisi kegiatan keagamaan seperti mengaji, menghafal Al-Qur’an, dan amalan sosial lainnya. Kedua, libur sebagian, di mana siswa diliburkan pada awal Ramadan dan kembali bersekolah hingga menjelang Idul Fitri. Ketiga, sekolah tetap berjalan seperti biasa, namun dengan penyesuaian jadwal dan kegiatan yang relevan dengan suasana Ramadan.

Wacana libur sekolah selama Ramadan pertama kali mencuat pada Desember 2024 ketika Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebutkan pentingnya memberi waktu lebih bagi siswa untuk mendalami agama, meningkatkan ibadah, dan memperkuat kebersamaan keluarga. 

BACA JUGA:Kementerian Agama Raih Penilaian Positif Jelang 100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran

BACA JUGA:Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Pemerintah Berencana Ringankan Beban Adminstratif Guru

Namun, pendekatan lintas kementerian lebih menekankan pentingnya integrasi nilai-nilai keagamaan dalam pembelajaran selama Ramadan, bukan sepenuhnya meninggalkan kegiatan belajar-mengajar.

Mu’ti meminta masyarakat untuk bersabar dan menunggu panduan resmi yang akan tertuang dalam Surat Edaran Bersama. “Tunggu sampai surat edarannya keluar,” katanya. Langkah ini mencerminkan upaya pemerintah untuk menyeimbangkan antara pendidikan dan kebutuhan spiritual siswa selama Ramadan. (jawapos)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan