Menkomdigi Ungkap Fokus Kerja pada Perbaikan PDN Pasca Serangan Ransomware

Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid-Humas Kementerian Komdigi-

BELITONGEKSPRES.COM - Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, mengungkapkan bahwa penanganan masalah di Pusat Data Nasional (PDN) akan menjadi fokus utama dalam kebijakan pemerintah. Ia telah menugaskan Direktur Jenderal Teknologi Pemerintah Digital yang baru dilantik, Mira Tayyiba, untuk memimpin inisiatif ini.

“PDN adalah salah satu prioritas, dan kami berharap di bawah kepemimpinan Ibu Mira, kami bisa mengoptimalkan PDN kita,” ujar Meutya dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Komunikasi dan Digital, Jakarta Pusat, pada 13 Januari. Ia berharap ada kemajuan signifikan pada akhir Maret, termasuk pengembangan sistem yang lebih canggih untuk PDN dibandingkan sebelumnya.

Selama dua bulan ke depan, kementerian akan fokus pada persiapan untuk mencapai target tersebut.

Masalah PDN mulai menjadi perhatian publik setelah insiden serius pada Juni tahun lalu, ketika serangan ransomware oleh kelompok Brain Cipher mengakibatkan gangguan layanan pengecekan imigrasi di bandara. Serangan ini berdampak pada 282 instansi pemerintah yang menyimpan data di PDN Surabaya, termasuk kementerian dan lembaga, serta pemerintah daerah.

BACA JUGA:Kepala PPATK dan Jaksa Agung Muda Ikuti Rapat Terbatas dengan Presiden Prabowo

BACA JUGA:Menteri Sosial Gus Ipul: Sekolah Rakyat Kunci Membangun Generasi Agen Perubahan

Kelompok peretas Brain Cipher, yang menggunakan varian ransomware LockBit 3.0, meminta tebusan sebesar USD 8 juta atau sekitar Rp 131,8 miliar untuk mengembalikan akses ke data yang terkunci.

Sebagai respons terhadap insiden ini, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Semuel Pangerapan, mengundurkan diri pada Juli 2024 sebagai bentuk tanggung jawab moral, mengingat seharusnya masalah ini bisa diatasi dengan lebih baik.

Dalam pernyataan mereka, Brain Cipher menegaskan bahwa serangan yang dilakukan tidak memiliki motif politis. Mereka meminta maaf kepada publik Indonesia dan berjanji akan memberikan kunci untuk membuka ransomware secara gratis, berharap langkah ini akan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya investasi dalam keamanan siber dan kebutuhan akan tenaga ahli yang kompeten di bidang tersebut. Mereka juga meminta pengakuan publik atas tindakan mereka sebagai sebuah keputusan yang independen dan sadar. (jpc)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan