Kecelakaan Lalu Lintas Jadi Penyebab Kematian Tertinggi Ketiga di Indonesia, Renggut 27.000 Nyawa Setiap Tahun

Kecelakaan beruntun mengerikan terjadi di ruas jalan Tol Cipularang Km 92 arah Bandung siang ini, Minggu (11/11). -Istimewa-

BELITONGEKSPRES.COM - Angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia masih menjadi masalah serius yang memerlukan perhatian mendalam. Data dari Kakorlantas Polri, Irjen Aan Suhanan, mengungkapkan bahwa setiap tahun terjadi sekitar 1.150.200 kecelakaan lalu lintas di Indonesia, dengan korban meninggal dunia mencapai lebih dari 27.000 jiwa. 

Ini berarti dalam satu jam, rata-rata tiga hingga empat orang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas.

Irjen Aan, dalam acara Retrospeksi Korban Kecelakaan Lalu Lintas 2024 di Bundaran HI, Jakarta Pusat, menegaskan bahwa kecelakaan lalu lintas adalah penyebab kematian ketiga tertinggi di Indonesia, setelah TBC dan HIV-AIDS. Ia menyebut jalan raya sebagai “mesin pembunuh” jika tidak ditangani dengan serius.

“Kita tidak bisa membiarkan jalan raya ini menjadi hutan rimba yang setiap saat memakan korban. Dibutuhkan kerja sama semua pihak untuk mengatasi masalah ini,” tegas Aan.

BACA JUGA:Anggota Komisi II DPR Dukung Pemilihan Gubernur oleh DPRD, Namun Bupati dan Wali Kota Tetap Dipilih Langsung

BACA JUGA:MUI Ingatkan Dai Jaga Kata dalam Dakwah di Era Digital

Salah satu solusi yang ia tawarkan adalah kesadaran kolektif untuk mematuhi aturan lalu lintas. Menurut Aan, pelanggaran aturan lalu lintas adalah akar penyebab kecelakaan. 

“Rumusnya sederhana, kecelakaan lalu lintas selalu diawali oleh pelanggaran. Jika ingin menghentikan kecelakaan, kita harus menaati aturan berlalu lintas,” katanya.

Lebih jauh, Aan menyoroti dampak kecelakaan lalu lintas terhadap masyarakat. Mayoritas korban adalah laki-laki usia produktif yang sering menjadi tulang punggung keluarga. Kehilangan mereka bukan hanya membawa duka, tetapi juga menimbulkan dampak sosial yang signifikan, termasuk peningkatan risiko kemiskinan.

“Setiap kecelakaan yang merenggut nyawa tulang punggung keluarga menciptakan masalah sosial baru. Data kami menunjukkan bahwa lebih dari 3.000 korban kecelakaan setiap tahun berada dalam usia produktif,” jelasnya.

BACA JUGA:Megawati Siap Datangi KPK Jika Hasto Ditangkap, Ini Tanggapan Lembaga Antirasuah

BACA JUGA:BMKG Ingatkan Ancaman Bencana Hidrometeorologi Jelang Libur Nataru

Aan menyerukan pendekatan terpadu untuk menurunkan angka kecelakaan lalu lintas. Selain meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mematuhi rambu dan aturan lalu lintas, ia menekankan pentingnya peran pemerintah dalam memperbaiki infrastruktur jalan, meningkatkan kualitas pendidikan berlalu lintas, dan memperketat pengawasan di jalan raya.

“Mengurangi angka kecelakaan bukan hanya tugas aparat, tetapi juga tanggung jawab bersama. Kita harus menjadikan keselamatan di jalan sebagai prioritas utama demi melindungi generasi produktif dan mengurangi dampak sosial yang merugikan masyarakat,” pungkasnya. (jpc)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan