Pakar Unej: Terobosan Fiskal Purbaya Potensial, Tapi Butuh Kesiapan Perbankan
Dosen bidang financial management Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unej Hadi Paramu P.hD-Humas Unej-ANTARA/HO
BELITONGEKSPRES.COM - Pakar ekonomi Universitas Jember (Unej) Hadi Paramu Ph.D menilai terobosan kebijakan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa penting, namun efektivitasnya tergantung kesiapan perbankan dan kelayakan proyek.
“Ide-ide kebijakan fiskal terbaru menunjukkan pola pikir proaktif dalam manajemen ekonomi, tetapi implementasinya menuntut kesiapan aktor keuangan dan analisis mendalam,” kata Hadi, dikonfirmasi di Jember, Jawa Timur, Minggu.
Hadi menjelaskan, fokus Menteri Purbaya pada pemanfaatan ‘idle capacity’ atau dana menganggur merupakan langkah strategis untuk menggerakkan ekonomi domestik.
“Secara bisnis hal ini menarik karena kelebihan likuiditas tidak baik, namun kekurangan likuiditas juga berisiko. Yang dibutuhkan adalah keseimbangan,” ujarnya.
BACA JUGA:Serapan Dana Pemerintah Lambat, Menkeu Purbaya Bakal Panggil Dirut BTN
BACA JUGA:Menkeu Purbaya Bakal Alihkan Sebagian Dana Pemerintah di BTN ke Bank Lain Jika Serapan Rendah
Ia menekankan bahwa kucuran dana harus disalurkan secara tepat sasaran oleh perbankan. Dana tersebut bukanlah gratis, karena ada biaya yang harus dibayarkan ke negara, sekitar 4 persen. “Kalau dana tidak terserap atau disalahgunakan, biayanya tetap harus ditanggung,” kata Hadi.
Selain itu, mekanisme insentif dan sanksi yang disusun pemerintah menjadi faktor penting. Di satu sisi ada peluang besar untuk menggerakkan ekonomi, di sisi lain ada konsekuensi bagi perbankan jika penyaluran tidak optimal.
Menurut Hadi, dana segar, misalnya Rp200 triliun, idealnya mendorong aktivitas ekonomi, tetapi dampaknya cenderung bersifat jangka menengah hingga panjang dan memerlukan kesabaran semua pihak.
Dari perspektif pelaku usaha, Hadi menekankan pentingnya analisis kelayakan sebelum memanfaatkan fasilitas dana. “Perusahaan harus menilai peluang pasar terlebih dahulu. Tidak cukup hanya ada fasilitas baru, dana harus digunakan untuk proyek yang benar-benar viable,” ujarnya.
BACA JUGA:Menkeu Purbaya Belum Berencana Tempatkan Dana Pemerintah di Bank Swasta
BACA JUGA:Penempatan Dana Rp200 Triliun di Bank Himbara Tunjukkan Hasil Positif, Mulai Dorong Ekspansi Kredit
Hadi menekankan interaksi antara sisi penawaran dan permintaan. Kucuran dana menyediakan sisi penawaran, namun jika pelaku usaha ragu dengan prospek pasar, dana murah sekalipun belum tentu terserap optimal. Oleh karena itu, analisis yang mendalam menjadi kunci sukses implementasi.
Ia menyimpulkan bahwa terobosan kebijakan fiskal wajib diapresiasi sebagai stimulus ekonomi, tetapi efektivitasnya sangat bergantung pada tata kelola, kapasitas penyalur, dan kesiapan pelaku usaha.