BELITONGEKSPRES.COM - Perubahan besar sering kali dimulai dari langkah kecil, seperti niat Syahrudin (52), mantan penambang timah asal Dusun Pancur II, Desa Padang, Kabupaten Belitung Timur (Beltim).
Setelah bertahun-tahun bergantung pada tambang timah, Syahrudin yang tertarik mencoba peruntungan baru sebagai petani. Keputusan ini muncul ketika harga timah anjlok dan sulit dijual.
Kini, ia aktif mengikuti Sekolah Lapang Budidaya Bawang Merah, sebuah program pelatihan yang memberikan pemahaman praktis tentang cara menanam hingga mengelola lahan secara efektif.
Menurut pria yang akrab disapa Udin ini, pengalaman belajar langsung dengan para penyuluh dan petani sukses membuatnya semakin percaya diri untuk menanam bawang merah.
BACA JUGA: Prospek Budidaya Bawang Merah di Beltim Menjanjikan, Petani Ikut Sekolah Lapang
“Mudah dipahami karena ada praktek langsung, bukan cuma teori. Saya jadi tahu cara mengolah tanah yang benar sebelum menanam,” ujar Udin, Selasa 19 November 2024.
Pilihan Baru Demi Masa Depan
Udin mengakui bahwa pertanian adalah hal baru baginya. Meski begitu, semangat untuk bertahan hidup dan menghidupi keluarga menjadi motivasi utamanya.
“Insyaallah, saya ingin mencoba menanam bawang merah. Memang hasilnya mungkin tidak sebanyak tambang, tapi lebih santai dan biayanya juga lebih terjangkau,” ungkapnya.
Sebelumnya, ia sudah menanam berbagai sayuran di kebun kecilnya di Dusun Pancur, Desa Padang dan hasilnya cukup membantu kebutuhan sehari-hari.
BACA JUGA:2 Siswa SMAN 1 Manggar Dominasi Juara Lomba Jurnal Kearsipan Kabupaten Beltim 2024
Ia berharap, dengan beralih ke bawang merah, prospek pendapatan bisa lebih menjanjikan. “Semoga harga bawang di pasaran tetap bagus, jadi kita bisa menyuplai untuk pasar lokal,” ucapnya penuh harap.
Peluang Baru Petani Beltim
Budidaya bawang merah di Kabupaten Beltim kini mulai menarik perhatian banyak pihak. Dalam Sekolah Lapang yang diadakan di Kebun Maturidi, Dusun Pancur I, Desa Padang, puluhan petani belajar cara menanam bawang merah yang baik dan benar.
Program ini berlangsung selama enam hari dan merupakan bagian dari inisiatif Yuk Ke Ume oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Beltim. Fokusnya adalah meningkatkan keterampilan petani melalui pendekatan pembelajaran langsung di lapangan.