Yang tak kalah penting untuk diperhatikan adalah asupan protein. Protein dari ikan sangat disarankan menjadi konsumsi sehari-hari ibu menyusui. Selain protein, ikan juga banyak mengandung mineral, vitamin B1, B3, B6, B12, dan vitamin D, serta asam lemak omega 3.
Tak perlu mengonsumsi ikan dengan harga yang mahal seperti salmon karena ikan dari lingkungan sekitar seperti bandeng juga banyak mengandung gizi, bahkan ikan teri juga terbukti mengandung omega 3 yang berfungsi untuk menurunkan tekanan darah dan peradangan dalam tubuh sehingga ibu bisa lebih rileks saat menyusui.
BACA JUGA:Ironi Pungli di Lembaga Antikorupsi
Ibu juga disarankan banyak minum air putih saat menyusui karena komposisi air dalam ASI dapat mencapai 90 persen.
Menyusui adalah salah satu periode emas yang dibutuhkan oleh anak agar bisa mendapatkan asupan gizi yang cukup selama masa tumbuh kembangnya. ASI bahkan disebut sebagai cairan yang hidup sehingga apabila tidak dirawat dengan baik maka akan berhenti diproduksi dan bisa memberikan dampak negatif bagi kesehatan ibu.
Saat ini, sudah banyak inovasi yang dilakukan baik oleh instansi maupun perusahaan agar ibu dapat dengan lebih leluasa menyusui, misalnya, memberikan ruangan atau toilet khusus, bahkan memberikan fasilitas bagi karyawan untuk mengirimkan ASI yang sudah dipompa dengan ojek daring menuju ke rumah untuk si jabang bayi, dengan biaya yang dibebankan pada perusahaan.
ASI juga dapat menjadi indikator bagi keluarga, tidak hanya ibu, untuk menilai apakah ke depan dapat memberi asupan gizi yang benar bagi anak. Karena, jika sejak awal saja keluarga tidak ikut menjaga dan mengedepankan kebahagiaan ibu saat menyusui, bagaimana bisa memberikan gizi yang lain-lain saat anak tumbuh dewasa?
Tugas untuk merawat ASI agar tetap mengalir dan memberikan gizi yang cukup bagi anak ini juga sebaiknya tidak dibebankan hanya kepada ibu, tetapi juga ayah, kakek, nenek, dan seluruh keluarga terdekat yang ada di sekitar ibu karena, seperti kata pepatah, butuh uluran tangan satu desa untuk mendidik dan menumbuhkan satu orang anak.
Untuk itu, demi mewujudkan generasi emas Indonesia, pemberian gizi berkualitas dapat dimulai dengan memprioritaskan gizi, juga kebahagiaan ibu pada masa menyusui.(*)
*) Oleh: Lintang Budiyanti Prameswari