Di sisi lain, Josua juga mencatat bahwa ada peluang bagi Indonesia dalam kebijakan energi Trump.
Kebijakan Trump yang mendukung sektor energi tradisional seperti minyak dan gas berpotensi menurunkan harga minyak global, yang dapat menguntungkan Indonesia sebagai importir minyak.
Namun, hal ini mungkin terganggu jika AS memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran, yang bisa meningkatkan volatilitas pasar minyak.
Dengan naiknya kembali Trump ke kursi kepresidenan, Josua merekomendasikan agar Indonesia tetap waspada terhadap fluktuasi pasar global yang mungkin terjadi akibat kebijakan ekonomi AS.
Fleksibilitas kebijakan moneter, seperti kemampuan untuk menyesuaikan suku bunga atau intervensi valuta asing, akan sangat penting untuk mengantisipasi dampak negatif dari perubahan kebijakan di AS yang dapat memengaruhi stabilitas ekonomi dan keuangan Indonesia. (ant)