BELITONGEKSPRES.COM - Kemenangan Barcelona atas Real Madrid dengan skor telak 4-0 dalam laga El Clasico pada Minggu, 27 Oktober dini hari WIB, memperlihatkan kebangkitan "Blaugrana" sebagai kekuatan dominan di Eropa.
Barcelona, yang telah lama berjuang mengatasi masa-masa sulit, kini kembali memperlihatkan potensi mereka melalui permainan mengesankan yang menyatukan bakat muda dan taktik cerdas.
Penampilan memukau ini dipimpin oleh Robert Lewandowski, yang mencetak dua gol, dan didukung oleh gol dari Raphinha serta Lamine Yamal. Kombinasi ini menciptakan kembali citra Barcelona sebagai klub yang siap bersaing untuk trofi besar.
Citra "menakutkan" ini sempat meredup sejak mereka meraih treble pada 2015, tetapi kini Blaugrana tampil dengan penuh optimisme dan determinasi.
BACA JUGA:Bintang Muda Barcelona Lamine Yamal Raih Kopa Trophy 2024
BACA JUGA:Pemerintah Berencana Tambah Kuota Impor Beras untuk Jaga CBP, Menko Zulhas Ungkap Alasannya
Selama beberapa tahun, keputusan-keputusan manajemen klub membawa dampak negatif bagi tim. Mulai dari melepas Neymar pada 2017 dengan nilai transfer yang memecahkan rekor dunia sebesar 222 juta euro hingga menggelontorkan ratusan juta euro untuk merekrut pemain seperti Ousman Dembele, Antoine Griezmann, dan Philippe Coutinho, yang tidak sepenuhnya memenuhi ekspektasi. Mereka juga mengabaikan La Masia, akademi sepak bola terkenal yang pernah menjadi dasar kejayaan klub.
Krisis ini semakin memuncak ketika Barcelona mengalami kekalahan memalukan 2-8 dari Bayern Muenchen pada perempat final Liga Champions UEFA 2019-2020. Situasi ini akhirnya memaksa Presiden Josep Bartomeu mengundurkan diri, menyusul skandal "Barcagate."
Pada Maret 2021, Joan Laporta terpilih kembali sebagai presiden klub, membawa Barcelona menuju era baru. Laporta, yang pernah memimpin Barcelona meraih enam trofi dalam satu musim (2008-2009), menghadapi tugas besar untuk mengembalikan kejayaan klub.
Salah satu langkah penting Laporta adalah mengangkat Xavi Hernandez sebagai pelatih pada November 2021. Selama masa kepemimpinannya, Xavi membawa Barcelona meraih dua trofi: La Liga dan Piala Super Spanyol. Namun, warisan terpenting Xavi adalah komitmennya untuk mengembangkan para lulusan La Masia.
BACA JUGA:Marc dan Alex Marquez Bertekad Tingkatkan Performa di GP Sepang Malaysia
BACA JUGA:Bruno Fernandes Ucapkan Terima Kasih kepada Erik Ten Hag Usai Dipecat MU
Selama masa jabatannya, Xavi memberi debut kepada 15 pemain akademi, termasuk Lamine Yamal, Pau Cubarsi, dan Marc Casado. Para pemain muda ini perlahan-lahan mendapatkan pengalaman di bawah panduan pemain-pemain senior seperti Lewandowski, Raphinha, dan Frankie de Jong.
Setelah kepergian Xavi, Hans-Dieter "Hansi" Flick melanjutkan peran tersebut pada Mei 2024, di tengah situasi keuangan klub yang sulit. Flick juga mengutamakan pemain-pemain La Masia, bahkan mempromosikan beberapa nama baru ke tim utama.
Saat Barcelona mengalahkan Real Madrid, Flick menurunkan lima lulusan La Masia sebagai starter: Lamine Yamal, Pau Cubarsi, Alejandro Balde, Marc Casado, dan Inaki Pena. Hasilnya, Yamal mencetak gol, menjadi pencetak gol termuda dalam sejarah El Clasico, sementara Balde dan Casado menyumbang assist, dan pemain-pemain bertahan tampil mengesankan dengan menghalau serangan-serangan berbahaya Madrid.