Selain bakat muda, Barcelona di bawah Flick memanfaatkan taktik pertahanan tinggi dan jebakan offside yang efektif. Meski tidak memiliki bek yang unggul secara fisik, Flick membangun barisan belakang yang cerdas dan taktis.
Statistik dari Opta menunjukkan bahwa Barcelona membuat garis pertahanan sejauh 34,6 meter dari gawang, bahkan mampu mempertahankan posisi 51 meter dari gawang, nyaris setengah lapangan.
BACA JUGA:Mu Pecat Erik Ten Hag dari Kursi Pelatih, Sang Asisten Ruud van Nistelrooy Jabat Pelatih Sementara
BACA JUGA:Presiden Prabowo Panggil Sejumlah Menteri Bahas Kebijakan Subsidi dalam Rapat Kabinet Terbatas
Taktik ini terbukti efektif, dengan Barcelona mencatatkan rata-rata tujuh jebakan offside per laga, tertinggi di antara klub-klub besar Eropa sejak 2017-2018, tahun ketika VAR mulai diterapkan di Eropa.
Bek-bek Barcelona seperti Pau Cubarsi dan Inigo Martinez menunjukkan kecerdasan permainan, fokus pada distribusi bola yang akurat. Contohnya, dalam laga melawan Real Madrid, Cubarsi mencatatkan 43 umpan sukses dari 47 percobaan, dengan akurasi 91 persen.
Sementara itu, Inigo Martinez mencatatkan persentase operan sukses sebesar 83 persen. Strategi bertahan Flick bukan sekadar mengandalkan fisik tetapi melibatkan pemahaman taktik yang cermat dari para pemain belakangnya.
Barcelona kini menunjukkan tanda-tanda kebangkitan dan kembali bersaing di panggung besar, dengan mengandalkan kombinasi lulusan La Masia dan taktik cerdik dari Flick.
Namun, tantangan tetap ada, khususnya dalam menjaga kebugaran dan konsistensi para pemain sepanjang musim. Dengan strategi yang matang dan bakat muda yang semakin berkembang, Barcelona tampak siap mengukir babak baru dalam sejarahnya. (jpc)