BELITONGEKSPRES.COM - Dalam minggu pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, pasar keuangan domestik mencatatkan aliran keluar dana asing sebesar Rp 6,63 triliun.
Sebagian besar dari jumlah tersebut berasal dari instrumen surat berharga negara (SBN), yang menunjukkan respons negatif terhadap kebijakan baru yang diterapkan.
Antara 21 dan 24 Oktober 2024, modal asing yang keluar melalui pasar saham tercatat sebesar Rp 3,01 triliun, sementara melalui SBN mencapai Rp 4,53 triliun. Meskipun demikian, ada juga aliran masuk modal asing sebesar Rp 910 miliar melalui Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) pada periode yang sama.
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) menjelaskan bahwa dari 21 hingga 24 Oktober, nonresiden mencatatkan penjualan bersih yang cukup signifikan, mencapai Rp 6,63 triliun. Rinciannya terdiri dari penjualan bersih Rp 3,01 triliun di pasar saham dan Rp 4,53 triliun di pasar SBN, diimbangi dengan pembelian bersih Rp 910 miliar di SRBI.
BACA JUGA:Adopsi Kecerdasan Buatan Pada Perusahaan Dinilai sebagai Pilar Strategi Bisnis Jangka Panjang
BACA JUGA:Kementerian Pertanian Tegaskan Tak Ada Rencana Impor Susu dari Vietnam
Secara kumulatif, dari 1 Januari hingga 24 Oktober 2024, nonresiden telah melakukan pembelian bersih senilai Rp 44,48 triliun di pasar saham, Rp 47,31 triliun di SBN, dan Rp 195,39 triliun di SRBI. Pada semester kedua tahun ini, tren serupa terlihat dengan pembelian bersih mencapai Rp 44,14 triliun di pasar saham, Rp 81,27 triliun di SBN, dan Rp 65,04 triliun di SRBI.
Ramdan dari BI menegaskan bahwa bank sentral terus berupaya memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait. Langkah ini diambil untuk mengoptimalkan strategi kebijakan demi mendukung ketahanan ekonomi Indonesia di tengah tantangan eksternal. (beritasatu)