BELITONGEKSPRRES.COM - Menteri Investasi/BKPM, Rosan Roeslani, menyatakan bahwa kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi di Indonesia adalah dengan meningkatkan investasi yang berorientasi pada ekspor dan keberlanjutan.
Rosan menekankan bahwa meskipun konsumsi domestik dan investasi saat ini merupakan pendorong utama ekonomi, proporsi investasi harus ditingkatkan lebih jauh untuk mencapai target pertumbuhan yang lebih ambisius.
Menurut data yang diungkapkan Rosan, konsumsi domestik saat ini menyumbang sekitar 53-54 persen terhadap pertumbuhan ekonomi, sementara investasi berkontribusi sebesar 24-25 persen.
Angka ini turun dari proporsi investasi sebelumnya yang pernah mencapai 30 persen atau lebih. Untuk memperbaiki situasi ini, Rosan mendorong peningkatan investasi, khususnya di sektor-sektor strategis seperti energi terbarukan dan manufaktur kendaraan listrik.
BACA JUGA:Menteri Teten Masduki Dorong Hilirisasi Rempah untuk Tingkatkan Nilai Tambah Ekonomi
BACA JUGA:Mentan Targetkan Swasembada Pangan dalam 3 Tahun, Libatkan Petani Milenial dengan Teknologi Modern
“Pasar global saat ini mengarah pada industri hijau. Jika kita ingin menarik investasi, terutama di sektor seperti manufaktur kendaraan listrik dan baterai, energi yang digunakan harus bersih agar sesuai dengan standar dan visi global mereka,” jelas Rosan.
Selain mendorong investasi berkelanjutan, Rosan juga menekankan pentingnya kepastian dan kejelasan regulasi untuk mendukung para pelaku usaha, baik domestik maupun asing.
Meskipun pemerintah telah menetapkan standar waktu penyelesaian perizinan melalui perjanjian dengan beberapa kementerian, Rosan mengakui bahwa implementasi di lapangan sering kali tidak sesuai dengan target.
Ke depan, Rosan memastikan bahwa pemerintah akan lebih tegas dalam menegakkan aturan perizinan.
BACA JUGA:GoPay Tegas Lawan Judi Online, Penerapan e-KYC dan AI dalam Mencegah Penyalahgunaan
BACA JUGA:Dorong UMKM Go Global: Perum Peruri Gelar Pelatihan Branding untuk Pelaku Usaha
“Kami akan memastikan setiap instansi mematuhi kesepakatan yang telah dibuat terkait waktu penyelesaian perizinan. Jika batas waktu yang disepakati tidak dipenuhi, saya yang akan turun tangan langsung untuk memastikan izin tersebut diterbitkan,” ujarnya.
Dengan pendekatan ini, Rosan berharap dapat memberikan kepastian kepada para investor mengenai proses perizinan di Indonesia, sehingga investasi yang masuk dapat lebih terukur dan sesuai dengan visi pembangunan berkelanjutan negara. (jpc)