Hasrat Kuasa, Demokrasi, dan Realitas Ciptaan

Kamis 18 Jan 2024 - 21:26 WIB
Oleh: Syamsul Arifin

Visualisasi bisa diupayakan dengan begitu mudahnya karena revolusi industri 4.0 telah menghadirkan ekosistem berupa berbagai platform media sosial. Di media sosial, aktor politik bisa dicitrakan dalam berbagai rupa, tentu yang memberikan efek citra sebagai figur baik kepada khalayak, kendati media sosial, termasuk media konvensional seperti billboard, menghadirkan realitas yang seakan-akan nyata (hiperealitas), padahal realitas itu hanya di media (panggung depan/front stage), bukan realitas yang sebenarnya (back stage).

Pemimpin otentik, kata Ibnu Atha’illah dalam al-Hikam, sebisa mungkin menghindar dari popularitas, apalagi ciptaan para pendengung (buzzer) atau pemengaruh (influencer) bayaran. Kita renungkan pernyataan Ibnu Atha’illah berikut ini, ”Kuburlah dirimu di tanah kerendahan, karena sesuatu yang tumbuh tanpa dikubur (ditanam) hasilnya kurang sempurna.”

”Tanah kerendahan” (ardhi al-khumul) yang dimaksud Ibnu Atha’illah adalah kita tidak perlu menempuh sebab-sebab popularitas, seperti menawarkan diri untuk sebuah jabatan. (*)

*) SYAMSUL ARIFIN , Guru Besar Universitas Muhammadiyah Malang

Kategori :

Terkait

Senin 14 Oct 2024 - 19:40 WIB

Melewati Ujian Demokrasi

Kamis 10 Oct 2024 - 21:32 WIB

Warisan Terindah Jokowi

Rabu 25 Sep 2024 - 20:11 WIB

Gus Dur dan puncak intelektualitas NU