BELITONGEKSPRES.COM - Pemerintah terus berkomitmen untuk mencapai target net zero emission (NZE) pada tahun 2060. Salah satu langkah penting yang diambil adalah pengurangan emisi dari bahan bakar minyak (BBM) dengan kadar sulfur tinggi, yang dianggap sebagai salah satu penyebab utama penurunan kualitas udara.
Oleh karena itu, transisi ke BBM dengan kandungan sulfur rendah menjadi prioritas untuk mencegah penurunan lebih lanjut dalam kualitas udara.
Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Agus Cahyono Adi, menyampaikan bahwa pemerintah telah menyusun peta jalan (roadmap) untuk pendistribusian BBM rendah sulfur.
"Roadmap sudah tersedia dan akan menjadi acuan utama dalam pelaksanaan distribusi BBM rendah sulfur," ujarnya pada 6 Oktober 2024.
BACA JUGA:Jokowi Serahkan Keppres Pemindahan Ibu Kota ke IKN ke Presiden Terpilih Prabowo
BACA JUGA:Kemenag Mulai Persiapan Haji 2025, Pengurusan Paspor CJH Dipercepat
Agus menambahkan bahwa penggunaan BBM rendah sulfur merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menurunkan emisi yang memperburuk pemanasan global.
Dalam tahap awal, distribusi BBM solar rendah sulfur akan dimulai di wilayah Jakarta, Cikampek, dan Balongan, sebelum diperluas ke Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Maluku.
Sedangkan distribusi bensin bersulfur rendah akan diawali di Sumatera bagian utara (Sumbagut), lalu melanjutkan ke Sumatera bagian selatan, Banten, Jawa Tengah bagian utara, dan Kalimantan Barat.
"BBM rendah sulfur merupakan kebutuhan mendesak. Kita semua memahami bahwa kualitas udara saat ini kurang baik, dan salah satu penyebab utamanya adalah penggunaan BBM dengan kadar sulfur yang tinggi," pungkas Agus. (dis)