BELITONGEKSPRES.COM - Dewanto, Vice President of Various Renewable Energy PT PLN menegaskan bahwa perusahaan terus berupaya memperluas penggunaan energi terbarukan, dengan fokus pada pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung.
Pada acara Indonesia Solar Forum (ISS) 2024 di Jakarta, Dewanto mengungkapkan bahwa PLN akan segera menandatangani perjanjian jual beli tenaga listrik (PJBTL) untuk PLTS Terapung Singkarak di Danau Singkarak, Sumatera Barat, dengan kapasitas 50 MW.
Minggu lalu, PLN juga telah menjalin kesepakatan PJBTL dengan perusahaan pembangkit listrik asal Arab Saudi, ACWA Power, untuk PLTS Terapung Saguling di Waduk Saguling, Jawa Barat, yang berkapasitas 60 MW.
"Dalam bulan ini, kami juga akan menandatangani perjanjian jual beli listrik untuk proyek pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) Tanah Laut berkapasitas 70 megawatt (MW), dilengkapi dengan sistem penyimpanan energi baterai 10 MWh," ujarnya.
BACA JUGA:Badan Gizi Nasional Terima Alokasi Anggaran Rp71 Triliun untuk Tahun 2025
BACA JUGA:Presiden Jokowi Perintahkan Rosan Roeslani Tarik Investasi Asing ke IKN
Dewanto menjelaskan bahwa PLTS terapung menawarkan efisiensi lebih tinggi dibandingkan PLTS yang dipasang di daratan. Selain itu, PLTS terapung merupakan solusi ideal untuk mengatasi keterbatasan lahan di Indonesia.
PLN juga mendukung rencana ekspor listrik dari PLTS ke Singapura, dengan target ekspor sebesar 2 gigawatt (GW) sesuai kesepakatan antara pemerintah Indonesia dan Singapura.
Namun, Dewanto mengakui bahwa pengembangan PLTS di Indonesia masih menghadapi tantangan, terutama terkait ketersediaan modul surya berkualitas. Proyek-proyek besar PLTS memerlukan teknologi khusus, seperti sistem penyangga atau floater yang sesuai dengan modul surya yang digunakan.
"Hal ini menyebabkan produksi dalam negeri belum sepenuhnya memenuhi persyaratan untuk proyek PLTS," katanya.
Untuk mengatasi tantangan ini, PLN akan menjalin kemitraan dengan perusahaan manufaktur panel surya global, mengajak mereka untuk berinvestasi dan membangun pabrik di Indonesia.
BACA JUGA:Soal Target Nilai Tukar Rupiah dalam RAPBN 2025, Ini Kata Sri Mulyani
BACA JUGA:Pertamina Patra Niaga Ajak Pengusaha Kembangkan Bisnis Non-BBM di SPBU
Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan penggunaan komponen lokal dalam proyek energi terbarukan, sekaligus memperkuat kemandirian dan industri manufaktur dalam negeri.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), kapasitas terpasang pembangkit listrik energi terbarukan pada 2023 telah mencapai 13.155 MW atau 13,16 GW, dengan kontribusi terbesar dari PLTA sebesar 6.784 MW, diikuti oleh bioenergi 3.195 MW, panas bumi 2.417 MW, dan energi surya sebesar 573 MW. (ant)