MANGGAR, BELITONGEKSPRES.COM - Pemilik kios bumbu dan sayuran di Pasar Lipat Kajang Manggar Kabupaten Belitung Timur (Beltim), Heri mengaku daya beli masyarakat yang berbelanja saat ini menurun drastis.
Bahkan, kata Heri daya beli masyarakat Kabupaten Beltim pada tahun 2024 ini menurun jauh alias terjun bebas dibandingkan daya beli saat masa Pandemi Covid-19.
Ia berspekulasi, keadaan saat ini disebabkan banyak masyarakat yang hidup dari sektor tambang timah tidak mendapatkan hasil. Ditambah lagi harga timah yang murah.
Dengan demikian, perputaran perekonomian pasar di wilayah Kabupaten Beltim yang selama ini didukung sektor tambang timah mengalami penurunan daya beli.
BACA JUGA:Milad PBB ke-26, Caleg Terpilih DPRD Beltim Candra Aryaputra Ucapkan Selamat
BACA JUGA:Wamenag: Kepindahan ke IKN Wujud Hijrah Menuju Kemajuan
"Mungkin perekonomian kita (di Beltim) masih bergantung pada tambang timah, tetapi sekarang tambang agak sulit. Dibandingkan jaman Covid-19, malah lebih baik daya belinya dibanding sekarang," ungkap Heri.
Efek penurunan daya beli ini sangat terasa oleh semua pedagang di Pasar Lipat Kajang, Manggar. Heri mengaku toko miliknya mengalami penurunan omset sejak beberapa bulan terakhir.
"Jauh perbandingan, karena kalau jaman corona itu masyarakat punya uang tapi geraknya terbatas, nah kalau sekarang ini masyarakat tidak ada pembatas namun tidak punya uang," tuturnya.
Lebih lanjut, Heri menyebut untuk harga kebutuhan pokok seperti sayur-sayuran saat ini juga mengalami penurunan harga yang signifikan.
BACA JUGA:Operasi Patuh Menumbing 2024: Polres Beltim Sasar 12 Pelanggaran Lalu Lintas
BACA JUGA:Cerita Siswi Berprestasi SMAN 1 Manggar, Naura Dapat Beasiswa ke Negeri Paman Sam
Dilihat dari kondisi perekonomian yang terpuruk saat ini, Heri mengungkapkan bahwa mereka enggan menaikkan harga kebutuhan pokok.
"Untuk sayur mayur juga mengalami harga yang anjlok, seperti kacang panjang hanya diharga 3ribu perkilo yang biasanya di harga belasan ribu," tandas Heri.