BELITONGEKSPRES.COM - Di tengah tahun 2024 ini, perusahaan pembiayaan menghadapi berbagai tantangan signifikan. Permintaan kredit belum menunjukkan perbaikan yang berarti, dan rasio pembiayaan bermasalah atau non-performing finance (NPF) di industri ini terus meningkat.
Presiden Direktur PT Toyota Astra Financial Services (TAF), Agus Prayitno, mengakui bahwa kuartal pertama tahun ini menjadi masa yang penuh tantangan bagi sektor multifinance, khususnya yang berhubungan dengan industri otomotif.
“Pada semester pertama tahun ini, pasar otomotif mengalami penurunan. Hingga kemarin, penjualan ritel kami turun sekitar 14 persen, sementara penjualan grosir turun sekitar 21 hingga 22 persen,” ungkap Agus Prayitno dalam acara workshop Astra Financial 2024 yang digelar pada Jumat 21 Juni.
Penurunan ini berdampak signifikan pada kinerja perusahaan pembiayaan untuk mobil Toyota, Daihatsu, dan Lexus. Hal ini terlihat dari laba bersih TAF pada tiga bulan pertama tahun 2023 yang hanya mencapai Rp 187 miliar, turun drastis 72,9 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 690 miliar.
BACA JUGA:Realme GT 6: Standar Baru Smartphone Flagship dengan AI dan Snapdragon 8s Gen 3
BACA JUGA:Rupiah Melemah Berpotensi Pengaruhi Harga Tiket Pesawat, Harga Avtur Mengalami Kenaikan
Dari segi kualitas pembiayaan, NPF TAF tercatat sebesar 0,5 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal pertama tahun lalu yang berada di level 0,48 persen.
“Memang kualitas pelanggan saat ini mengalami penurunan. NPF kami naik, namun masih di bawah toleransi risiko yang telah kami tetapkan,” jelas Agus.
Selain itu, biaya pendanaan juga mengalami peningkatan. Agus menjelaskan bahwa mencari sumber dana dengan biaya murah saat ini menjadi lebih sulit. Oleh karena itu, memperkuat layanan pembiayaan melalui service excellence dan pendekatan prudent menjadi strategi utama perusahaan tahun ini.
Agus juga menyoroti bahwa pembiayaan multiguna menjadi andalan untuk menjaga profitabilitas perusahaan. Pembiayaan multiguna mengalami pertumbuhan dua digit sebesar 12 persen, yang dianggap sebagai pendorong utama pertumbuhan saat ini.
“Dalam segmen multiguna, kami tetap harus bisa tumbuh, meskipun harus lebih berhati-hati. Saat ini, mesin pertumbuhan utama kami adalah pembiayaan multiguna,” tambah Agus Prayitno.
BACA JUGA:Kominfo Sebut Elaelo.id Bukan Aplikasi Buatan Pemerintah
Namun, ada tanda-tanda positif di mana permintaan pembiayaan TAF memasuki bulan April menunjukkan pertumbuhan sebesar 16 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dengan total dana pembiayaan yang dikeluarkan mencapai Rp 13,8 triliun.
Menurut catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kinerja pembiayaan tumbuh sebesar 10,82 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 486,35 triliun pada bulan April. Angka ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatat kenaikan sebesar 12,17 persen YoY. Dari sisi kualitas, NPF gross perusahaan pembiayaan meningkat menjadi 2,82 persen dari 2,45 persen pada Maret 2024, sementara NPF net naik dari 0,7 persen menjadi 0,89 persen.