BELITONGEKSPRES.COM - Potensi Indonesia dalam energi baru dan terbarukan terus menarik perhatian, dengan biofuel menjadi salah satu pilihan yang menjanjikan.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat Indonesia sebagai produsen biofuel terbesar ketiga di dunia, mengikuti Amerika Serikat dan Brasil.
Data dari BP Statistical Review of World Energy 2022 menunjukkan dominasi Amerika Serikat dalam produksi biofuel, dengan jumlah yang mencapai 643.000 barel setara minyak per hari pada tahun 2021, diikuti oleh Brazil dengan 376.000 BOEPD.
Biofuel, yang merupakan bahan bakar nabati (BBN), umumnya diperoleh dari sumber tumbuhan atau hewan, dengan salah satu sumber utama adalah kelapa sawit.
Hal ini menunjukkan bahwa potensi sumber daya alam Indonesia, termasuk sawit, menjadi bagian integral dari upaya global untuk mengembangkan energi terbarukan.
BACA JUGA:Dampak Kebijakan Tapera pada Ekonomi dan Lapangan Kerja
BACA JUGA:Jadi Tulang Punggung AHM, Honda BeAT Series Terjual Sebanyak 23 Juta Unit Selama 15 Tahun
Meskipun Indonesia telah berhasil memproduksi biodiesel dari kelapa sawit dan baru-baru ini juga berhasil memproduksi bioetanol dari tebu, pemanfaatan bahan baku biofuel lokal masih terbilang rendah, dengan mayoritas diekspor ke luar negeri.
Dalam upaya menjaga keberlanjutan, PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (Cinema XXI) telah mengambil langkah proaktif dengan salah satunya adalah mengolah sisa minyak jelantah menjadi biofuel.
Adhi Putra Tawakal, Head of Brand & Partnership di Tukr, menjelaskan bahwa minyak jelantah yang dikumpulkan oleh perusahaan lebih banyak terserap oleh pasar di luar negeri.
Minyak jelantah tersebut diolah menjadi bahan baku biofuel yang digunakan dalam berbagai sektor, termasuk kendaraan, mesin pabrik, bahkan maskapai penerbangan.
Hal ini menunjukkan bahwa walaupun terdapat potensi besar untuk pengolahan biofuel lokal di Indonesia, masih diperlukan langkah-langkah lebih lanjut untuk meningkatkan pemanfaatannya di dalam negeri.
Adhi, dalam wawancara dengan JawaPos.com di Jakarta Pusat pada Rabu 5 Juni, menjelaskan bahwa minyak jelantah yang dikumpulkan oleh Tukr tidak hanya diminati di dalam negeri, tetapi juga secara global.
BACA JUGA:Google Berikan Beasiswa untuk 10.000 Talenta Digital di Indonesia
BACA JUGA:BSI KCP Tanjungpandan Pindah ke Lokasi Strategis, Upaya Tingkatkan Layanan Nasabah