BACA JUGA:Pendidikan yang Memerdekakan
BACA JUGA:Kurikulum Merdeka Bagi Seluruh Anak Indonesia
Ibarat sebuah sekolah, Pusderad, yang didirikan pada 2017, menjadi wadah untuk mengubah pola pikir dan pola perilaku seseorang yang tadinya eksklusif menjadi inklusif, serta melengkapi mitra deradikalisasi dengan berbagai keahlian sebagai bekal untuk kembali ke masyarakat.
Kolaborasi
Dalam mencegah berkembangnya paham radikalisme di masyarakat, BNPT tidak bisa sendiri. Diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak maupun elemen masyarakat, hingga internasional.
Untuk itu bersama-sama dengan beberapa sekolah, BNPT menyelenggarakan program Sekolah Damai sebagai pendidikan dan pelatihan bagi siswa tentang bahaya radikalisme dan terorisme serta cara mengenali tanda-tanda awalnya.
BNPT juga mendorong partisipasi aktif masyarakat melalui pemberdayaan komunitas dalam upaya pencegahan radikalisme dan terorisme dengan membangun kesadaran dan pemahaman tentang nilai-nilai kebangsaan dan keragaman budaya, salah satunya dengan Desa Siapsiaga.
Dalam kerja sama internasional, BNPT RI berkoordinasi dengan lembaga penegak hukum dan intelijen di negara-negara lain untuk pertukaran informasi dan kerja sama dalam mencegah pergerakan militan lintas batas.
Salah satu koordinasi yang dilakukan BNPT di internasional, yakni dilakukan dengan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan narkoba dan kejahatan (United Nations Office on Drugs and Crime/UNODC).
BACA JUGA:Garuda Muda Mungkin Perlu Mengubah Formasi Main Saat Hadapi Irak
BACA JUGA:'Gerbong' Baru Prabowo/Gibran dan Pentingnya Oposisi
BNPT RI bersama UNODC telah menjalankan program STRIVE Juvenile Project yang bertujuan untuk mengatasi tantangan dalam mendukung anak-anak yang terkait dengan kelompok teroris dan ekstremis kekerasan untuk mencapai rehabilitasi dan integrasi yang efektif. Selama tiga tahun terakhir dijalankan, program tersebut berhasil melebihi target pencapaian.
Berbagai capaian dimaksud, yakni menghasilkan penelitian, melahirkan pelatih nasional dalam asesmen psikososial, menghasilkan modul pembelajaran, melaksanakan pelatihan terhadap pekerja sosial dan psikolog, menghasilkan catatan panduan pidana anak dalam konteks kontra terorisme, panduan asesmen psikososial, hingga pedoman koordinasi dalam perlindungan anak korban jaringan.
Perekrutan dan eksploitasi anak oleh kelompok teroris tidak mengenal batas negara. Oleh karena itu, kemitraan internasional sangat penting. Adapun Indonesia bekerja secara aktif dengan mitra UNODC, Uni Eropa, dan ASEAN untuk mengatasi fenomena regional dan global ini.
Dengan berbagai capaian itu, STRIVE Juvenile Project Leader Katie Blaikie menilai Indonesia, bersama dengan mitra internasionalnya, telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk mengatasi masalah yang kompleks ini dengan hati-hati, kolaborasi, dan perencanaan strategis.
Sementara dari segi masyarakat, berbagai orang maupun kelompok tertentu juga bisa meningkatkan peran dan tanggung jawab dalam memberantas radikalisme dengan cara memberikan informasi, saran, masukan, kritik, atau dukungan kepada pihak-pihak yang berwenang atau terkait.