BELITONGEKSPRES.COM, MANGGAR - Majelis Daerah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MD KAHMI) Kabupaten Belitung Timur (Beltim) mengadakan acara Silaturahmi dan Buka Puasa Bersama di Café Daun Simpor pada Minggu, 25 Maret 2024.
Dalam acara tersebut, dilakukan tausiyah oleh Ustadz Riko Valentino yang turut dihadiri oleh perwakilan dari GP Ansor dan Pemuda Muhammadiyah Beltim. Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama serta meningkatkan ketakwaan dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadan.
Selain itu, MD KAHMI juga mengambil kesempatan untuk mendiskusikan fenomena sosial yang sedang mengemuka di Bangka Belitung (Babel), terutama di wilayah Beltim. Salah satu permasalahan yang dibahas adalah terkait dengan tata niaga timah yang tengah menjadi sorotan dari Kejaksaan Agung (Kejagung) Republik Indonesia (RI).
"Pada buka puasa kali ini, kami juga mengundang rekan-rekan dari GP Ansor dan Pemuda Muhammadiyah Beltim dengan tujuan mempererat tali silaturahmi, dan yang tidak kalah pentingnya, kami juga siap untuk berkontribusi dalam menangani isu-isu yang sedang berkembang di masyarakat terkait dengan tata niaga timah dan hal-hal lainnya," kata Hendri Yani, yang akrab disapa Kulok.
BACA JUGA:3 Tahun Memimpin Beltim, Burhanudin Pastikan Masih On The Track
BACA JUGA:Antisipasi Dampak Buruk Radiasi Beltim akan Lokalisasi 'Meja Goyang' Timah
Kulok berharap bahwa permasalahan ini dapat segera diselesaikan dan dikelola dengan baik demi kepentingan seluruh masyarakat, sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
"Ikhtiar kami adalah agar tata niaga timah tetap menguntungkan masyarakat secara keseluruhan, dan yang tidak kalah pentingnya adalah untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Kami ingin sumber daya yang kita miliki dapat dioptimalkan untuk kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan," paparnya.
Pembangunan berkelanjutan merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Prinsip utama dari pembangunan berkelanjutan adalah mempertahankan kualitas hidup bagi semua manusia baik pada masa sekarang maupun masa depan, dengan memperhatikan aspek-aspek seperti pelestarian lingkungan, pengelolaan sumber daya alam, dan keadilan sosial dan ekonomi.
"Kami tidak ingin permasalahan ini hanya menguntungkan segelintir orang, sehingga masyarakat hanya menjadi penonton di tingkat bawah," tegas Kulok.
BACA JUGA:Penerimaan Zakat di Baznas Beltim Sangat Memprihatinkan, Penyebabnya Terungkap
BACA JUGA:Dukung TPID Beltim, Kantor Pajak Manggar Bagi Sembako Kepada Wajib Pajak
Ia juga menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi saat ini, di mana dampak dari tata niaga timah yang sedang diusut beberapa pekan terakhir cenderung hanya menguntungkan sebagian kecil orang.
"Meskipun pada pandangan awal masyarakat mungkin merasa dirugikan, namun sebenarnya di balik itu semua, ada permasalahan yang membuat sebagian orang atau kelompok tertentu terlihat sangat diuntungkan. Hal ini tentu menjadi keprihatinan bersama bagi kita," tandasnya.